Flu Burung

Minggu

Awas Flu Burung (H5N1), Waspada dan Kenali Lebih Jauh

1. Apa itu Flu Burung ?
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian influenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia, dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.


2. Apakah Penyebab Flu Burung ?
Penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus influenza termasuk famili Otrhomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk, dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Berdasarkan subtipenya terdiri dari Hemaglutinin [H] dan Neuraminidase [N]. Kedua huruf ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Pada manusia hanya terdapat jenis H1N1,H2N2, H3N3, H5N1,H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada hewan H1-H5 dan N1-N98. Strain yang sangat ganas dan dapat menyebabkan flu burung pada manusia adalah dari subtipe A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C selama 30 menit atau 56°C selama 3 jam dan dengan deterjen, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung ion.


3. Apa saja gejala-gejala Flu Burung ?
a.Gejala pada Unggas
* Jengger bewarna biru
* Kematian mendadak
* Borok dikaki
b.Gejala pada manusia
* Demam sekitar 39°C
* Batuk dan sakit tenggorokan
* Lemas dan tidak ada nafsu makan
* Sakit kepala dan muntah
* Nyeri perut, nyeri sendi dan diare
* Infeksi selaput mata (conjunctivitis)
* Dalam keadaan memburuk, terjadi severe respiratory distress (sesak nafas hebat)
* Radang paru (pneumonia)


4. Bagaimana Flu Burung menular pada manusia ?
Flu burung menular dari unggas ke unggas, dan dari unggas ke manusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan feses. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung. Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya : pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam, dan penjamah produk unggas lainnya.


5. Bagaimana cara mencegah Flu Burung ?
a. Pada resiko tinggi
Mencuci tangan dengan desinfektan dan menggunakan alat pelindung seperti baju pelindung, masker, sepatu boot, kacamata google dan sarung tangan karet.
Membersihkan kotoran unggas dan kandangnya dengan memperhatikan faktor keamanan petugas setiap hari.
Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung.
Dianjurkan pemberian vaksin influenza dan penyediaan obat antivirus.b. Pada masyarakat umum
Pola hidup sehat. Secara umum pencegahan flu adalah menjaga daya tahan tubuh dengan makan-makanan seimbang dan bergizi, istirahat dan olahraga teratur.
Jangan lupa sering mencuci tangan dengan desinfektan.
Daging unggas harus dimasak sampai suhu 70°C atau 80°C selama minimal 1 menit, serta mengolah telor mentah dan kulit telor pada suhu 64oC selama 4,5 menit.6. Bagaimana cara kita meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh ?
Pola hidup yang sehat seperti makan makanan bergizi dan sehat serta olahraga dengan teratur;
Memelihara kebersihan diri dan lingkungan
Istirahat yang cukup
Konsumsi supplemen penguat sistem imun.

Tulisan

FILSAFAT ISLAM DAN PENDAPAT PARA FILOSOF
  • Filsafat Islam

Filsafat Islam bukanlah filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada beberapa nama Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam filsafat Islam tentu seluruhnya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih mencari Tuhan, dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan.'
Sejak awal perkembangannya, Filsafat Islam mencoba memberikan catatan dan kritik terhadap Filsafat Yunani. Bagi Filsafat Islam, pengetahuan dapat menyesatkan bila hanya bertumpu pada esensi. Filsafat Barat, sekian lama saat setelah dilahirkan, baru menyadari bahwa esensialisme menyebabkan manusia terpasung oleh pengetahuan.
Ketika filsafat muncul dalam kehidupan Islam, kemudian berkembang sehingga banyak dibicarakan oleh orang-orang Arab, tampillah beberapa filosof seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina dan lain-lain, kaum sejarawan banyak menulis berbagai buku tentang kehidupan, pendapat serta pemikiran mereka. Para penulis buku itu menyebut mereka “kaum filosof Islam”, ada pula yang menamakan “para filosof beragama Islam”, kadang-kadang disebut juga dengan ungkapan “para hikmah Islam” (Falasifatul-Islam, atau Al-falasifatul Islamiyyin atau Hukuma’ul-Islam), mengikuti sebutan yang diberikan Syahrastani, Al-Qithi’, Al-Baihaqi dan lain-lain.

  • Sejarah Filsafat Islam

Ketika datang ke Timur Tengah pada abad IV SM. Aleksander Yang Agung membawa bukan hanya kaum militer tetapi juga kaum sipil. Tujuannya bukanlah hanya meluaskan daerah kekuasaannya ke luar Masedonia, tapi juga menanamkan kebudayaan Yunani di daerah-daerah yang dimasukinya. Untuk itu ia adakan pembauran antara orang-orang Yunani yang dibawanya, dengan penduduk setempat. Dengan jalan demikian berkembanglah falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani di Timur Tengah, dan timbullah pusat-pusat peradaban Yunani seperti lskandariah (dari nama Aleksander) di Mesir, Antakia di Suria, Selopsia serta Jundisyapur di Irak dan Baktra (sekarang Balkh) di lran.
Ketika para Sahabat Nabi Muhammad menyampaikan dakwah Islam ke daerah-daerah tersebut terjadi peperangan antara kekuatan Islam dan kekuatan Kerajaan Bizantium di Mesir , Suria serta Irak, dan kekuatan Kerajaan Persia di Iran. Daerah-daerah ini, dengan menangnya kekuatan Islam dalam peperangan tersebut, jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Tetapi penduduknya, sesuai dengan ajaran al-Qur'an, bahwa tidak ada paksaan dalam agama dan bahwa kewajiban orang Islam han'ya menyampaikan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi, tidak dipaksa para sahabat untuk masuk Islam. Mereka tetap memeluk agama mereka semula terutama yang menganut agama Nasrani dan Yahudi.
Dari warga negara non Islam ini timbul satu golongan yang tidak senang dengan kekuasaan Islam dan oleh karena itu ingin memajuhkan Islam. Mereka pun menyerang agama Islam dengan memajukan argumen-argumen berdasarkan falsafat yang mereka peroleh dari Yunani. Dari pihak umat Islam timbul satu golongan yang melihat bahwa serangan itu tidak dapat ditangkis kecuali dengan memakai argumen-argumen filosofis pula. Untuk itu mereka pelajari falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Kedudukan akal yang tinggi dalam pemikiran Yunani mereka jumpai sejalan dengan kedudukan akal yang tinggi dalam al-Qur'an dan Sunnah Nabi.

  • Perkembangan Filsafat Islam

filsafat Islam mewakili salah satu tradisi filsafat yang terpenting di dunia, ia baru saja mendapat perhatian di Dunia non-Islam. Teks penting ini menyuguhkan pengantar yang ringkas dan mudah dicerna kepada gerakan-gerakan besar, para pemikir dan berbagai konsep pada tradisi tersebut, sejak masa kelahiran Islam hingga sekarang.Semenjak tumbuhnya Islam sebagai gerakan keagamaan dan politik, para pemikir Muslim telah berupaya memahamai pelbagai aspek teoretis keimanan mereka dengan menggunakan konsep-konsep filosofis. Leaman memetakan sejarah ini dan memperlihatkan bahwa sekalipun perkembangan filsafat Islam berjalin-berkelindan dengan Islam itu sendiri, bentuk luarnya pada dasarnya tidak hanya berkaitan dengan agama dan gagasan serta argumen utamanya memiliki makna filosofis umum.Pengarang menggambarkan pentingnya pemikiran Islam dalam filsafat melalui penerapan contoh-contoh modern. Dia memaparkan dan mempertentangkan tiga gerakan utama dalam filsafat Islam --Peripatetik, Sufi dan Iluminasionis -- dan menelaah tradisi Persia dan Arab.
Filsafat islam telah memasuki usia 1200 tahun. Dinamika islam dimulai dengan gerakan penerjemahan karya-karya yunani. Pada abad ketiga, ummat islam memasuki era penulisan dan penelitian, contohnya: Ya’qub bin Ishak Al-kindi (wafat 260) tercatat sebagai filosof muslim yang pertama mempersembahkan banyak karya dan tulisan, dalam filsafat islam dikenal oleh para filosof misalnya Al-farabi, dia adalh orang yang etlah menulis buku kecil yang sangat terkenal yang berjudul Al-Jam’u Baina Ra’yai Al-Hakimain (kompilasi pendapat dua filosof). Dalam buku ini, Al-Farabi menjelaskan pokok-pokok perbedaan pendapat antar plato dan aristoteles.

Logo Uvri Makassar

"Logo Uvri Makassar"

Selasa

"This moment, playing with best friends"

Unic Picture

"Best Friend is Best Friends, Forever"

LET’S MAKE FRIENDS WITH GARBAGE

Senin

Oleh Saut P Silalahi, Green KDP


The perspective that garbage is disgusting, ruins the beauty of a city, and endangers health ensures the community keeps its distance from garbage and doesn’t manage it wisely. Without realizing, the inclination to not care about garbage actually makes the garbage piles even bigger. However, garbage management has its benefits, not only from a cleanliness perspective but can add to the family income.

Understanding gerbage
Before processing garbage, we must get to know garbage. Garbage consists of organic garbage, often known as wet garbage, and non-organic garbage, or dry rubbish. Wet garbage comes from living things, such as vegetable matter from cooking. This type of garbage can degrade naturally and therefore can be processed to become compost. The compost produced can take the form of a solid or liquid.
Dry garbage, such as plastic, cans, and glass, can’t degrade naturally in order to be re-used, special technology is needed. Practically, we can re-sell dry garbage to businesses that specialize in non- organic waste such as paper plastic and glass.

Processing garbage to becom compost
A simple intervention that can be implemented to manage garbage is creating compost. Garbage processing technology is being developed that involves microbes that breakdown garbage (activator). Using an activator , the process of decay that usually takes 6 months can be completed in just 3 weeks.
Creating compost is not difficult and can be done at home. All you need is two rubbish bins of different colors to separate organic and non organic waste and a plastic drum as a container for the compost.
To begin witth, create a small hole in the container to drain the liquid produced during the process. To guard against damp, cover the top of the container with a bamboo lid or a gunny sack. The container should be placed on the earth or a paving block so the excess water can drain. It’s important that the container doesn’t get rained on. Another way is to use a composter, in which garbage is placed in the plastic composter which has a tap at the bottom to drain the liquid compost.
The tools you need to create compost are: a shovel, a trowel, a bucket, a drum, a knife, plastic to cover the container, and a thermometer. When the container and tools are ready, the steps to make compost are as follows:
- Gather the household organic refuse (food leftovers, vegetable scraps, fruit peels, fish and meat cuttings). Ideally, the scraps should be cut into small pieces.
- Place them in a container, mix in the bio-activator and stir through. The bio-activator is microbes that specifically work to accelerate the process of decay. Bioactivator can be bought in stores that supply agricultural equipment.
- Place the mixture in the composter with the tap or holes.
- If the container is not yet full, add more garbage and spray with the bioactivator. Every time you add new organic material re-spray with bioactivator. When the containeris full close the lid tightly.
- Leave it for 7-14 days to ensure the process continues.
- After letting it rest, take the compost out of the container to dry in the sun and air. Once it is dry, the compost can be used or packaged for sale.
- The liquid compost can be collected through the tap or hole. The liquid can be used as liquid organic fertilizer by adding 1/3 liter of bioactivator to every 1 liter of water and then sealing the container for seven days. After that period, the organic fertilizer can be used by mixing I literof the liquid with 40 liters of water.

The key to successfully creating compost is found in how we control the temperature, damp and air, so that the microbes can thrive in an optimal environmental.
On a larger scale, compost production can become a collective small-medium enterprise. For example, in a residential area, the initiative can be managed by the neighborhood head or a specific body. It would be compulsory for all households to separate their garbage. Therefore, garbage will no longer pile up in landfills, which have the potential to cause pollution, illness, or wateiway blocking.


For more Information please contact Saut P. Silalahi sauts@bakti org atau kirim surat ke Green KDP, ,Jl Dr Sutomo 26, Makassar, Sulawesi Selatan.

MARI BERSAHABAT DENGAN SAMPAH

Oleh Saut P Silalahi, Green KDP
Anggapan bahwa sampah adalah hal menjijikan, merusak keindahan Kota dan membahayakan kesehatan telah membuat masyarakat menjauhi dan tdak mau mengelolanya dengan bijaksana. Tanpa disadari, kecenderungan untuk tidak peduli akan sampah justru membuat semakin tingginya timbunan sampah. Padahal mengolah sampah dapat membawa keuntungan, bukan hanya dalam hal menjaga kebersihan, namun juga menjadi tambahan pemasukan bagi keluarga.
Mengenal Sampah
Sebelum mengolahnya, kita perlu mengenali sampah itu sendiri. Sampah terdiri dan sampah organik, yang sering disebut sampah basah, dan sampah Non Organik atau sampah kering. Sampah basah adalah sampah yang berasal dan makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami dan karenanya dapat diolah menjadi kompos. Sampah jenis ini dapat diolah menjadi kompos berbentuk padat dan cair.
Sebaliknya, sampah kering, seperti, plastik, kaleng, kaca, dll, tidak dapat terdegradasi secara alami. Agar dapat dimanfaatkan kembali, diperlukan teknologi khusus untuk mengelola sampah non organik. Secara praktis, kita dapat menjual kembali sampah-sampah kering kepada perusahaan yang khusus mengolah limbah non-organik seperti kertas, plastik, kaca, dan lainnya.
Mengelolah sampah menjadi kompos
Salah satu terobosan sedenhana yang dilakukan dalam mengolah adalah membuat kompos. Saat ini telah dikembangkan teknologi pemroses sampah dengan mengembangbiakan mikroba penghancur sampah (aktivator). Dengan menggunakan activator tensebut, proses penghancuran sampah yang dulunya memakan waktu 6 bulan, sekarang menjadi hanya 3 minggu saja.
Membuat kompos tidaklah sulit dan dapat dilakukan sendiri di rumah. Cukup dengan menyediakan dua buah tempat sampah yang berbeda warna untuk memisahkan sampah organik dan sampah non-organik, dan bak plastik atau drum bekas untuk menjadi wadah kompos.
Pada bagian dasar dan wadah (bak plastik atau drum bekas) dibuat lubang kecil untuk mengeluarkan cairan yang dihasilkan dan proses penguraian sampah. Untuk menjaga kelembaban, bagian atas wadah dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu. Sebaiknya wadah diletakkan di atas tanah atau paving block, agar kelebihan air dapat menembes ke bawah. Penting untuk dijaga agarwadah tidak terkena air hujan. Cara lain, ada yang menggunakan komposter (wadah khusus pembuat kompos) dimana sampah dimasukan dalam ke komposter yang terbuat dan plastik yang dibagian bahwahnya ada keran untuk tempat mengambilan lindi atau cairan kompos hasil penguraian sampah.
Adapun peralatan yang dibutuhkan untuk membuat kompos adalah sekop, cangkul garpu, ember, drum air, pisau, lembaran pelastik untuk penutup wadah, dan termometer. Setelah wadah dan peralatan yang dibutuhkan telah siap, proses membuat kompos adalah sebagai berikut:
- Siapkan sampah organik rumah tangga (sisa makanan, potongan sayuran, kulit buah, sisa ikan dan daging). Sebaiknya, sampah organic ini dicacah hingga benukuran kecil.
- Masukan sampah ke dalam wadah, campurkan dengan penggembur atau bio activator, dan aduk hingga merata. Bioactivator adalah mikroba jenis tertentu yang dapat mempercepat proses penghancuran sampah. Bioactivator dapat diperoleh dan toko-toko yang menyediakan perlengkapan pertanian.
- Masukkan cacahan tersebut kedalam wadah kompos / komposter yang telah diberi keran atau dilubangi dasarnya.
- Bila wadah / komposter belum penuh dengan sampah, masukan tambahan sampah dan semprotkan bioaktivator. Setiap menambahkan sampah organik baru lakukan penyemprotan kembali dengan Bioaktivator secukupnya. Bila wadah sudah penuh, tutuplah dengan rapat.
- Diamkan selama 7 s/d 14 hari untuk membiarkan proses penghancuran sampah berlangsung.
Setelah didiamkan, kompos dikeluarkan dan wadah pembuat kompos kemudian dikeringkan dengan cara dijemur atau dianginkan. Segera setelah kering, kompos dapat digunakan atau dikemas untuk dijual.
- Air lindi sampah, atau kompos cair hasil penghancuran sampah, dapat diambil dengan membuka keran atau lubang kecil. Cairan ini dapat menjadi pupuk organik cair dengan menambahkan ¼ liter larutan bioaktivator untuk setiap 1 liter air lindi sampah, kemudian dimasukkan kedalam botol yang ditutup rapat selama 7 hari. Setelah selesai, pupuk organik cair dapat langsung digunakan dengan takaran 1 liter pupuk cair dilarutkan dengan 50 liter air.
Kunci keberhasilan pembuatan kompos adalah terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan udara, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk hidup dan berkembang biak.
Dalam skala lebih besar, pembuatan kompos dapat dijadikan usaha kecil menengah yang dilakukan secara kolektif. Contohnya di pemukiman padat penduduk, industri pembuatan kompos dapat diserahkan kepada pengurus RW atau Kelurahan, bahkan kepada badan tertentu yang ditunjuk sebagai pengelola. Setiap rumah tangga tetap harus melakukan pemisahan sampahnya. Dengan demikian, sampah tidak lagi menumpuk atau dibuang semuanya ke Tempat Pembuan Akhir (TPA) yang berpotensi menimbulkan pencemaran, penyakit, pendangkalan sungai, dan sebagainya.

Untuk informasi Iebih lanjut silahkan hubungi :
Saut Silalahi – sautps@bakti.org
atau kirim surat ke Green KDP, ,Jl Dr Sutomo 26, Makassar, Sulawesi Selatan.

PICTURE LOSARI BEACH "MAKASSAR"

Sabtu

"Picture Losari Beach (Anjungan)"

MAHASISWA, APAKAH ORANG AWAM ATAU INTELEKTUAL

Saat mendengar tentang masyarakat awam, pastinya kita membayangkan tentang masyarakat yang biasa saja, tapi kalau kita mendengar kata intelektual, kita langsung membayangkan tentang banyak definisi untuk menggambarkan kata itu dan mendeskripsikannya sehingga lebih baik. Saat mendengar mahasiswa, kita juga akan langsung mendefinisikan sebagai orang yang memiliki banyak ilmu karena sudah melewati jejang pendidikan SD, SMP dan SMU serta terdaftar di salah satu Universitas Negeri maupun Swasta sehingga sekarang sudah bisa dikatakan seorang mahasiswa. Biasanya juga mahasiswa dapat dikatakan seorang intelektual yang memiliki tingkat intelegensi yang lebih tinggi dari orang awam.
Menurut Al-Zastrouw Ng. seorang Doctor Sosiologi Universitas Indonesia dalam judul buku Membangun Wacana Intelektual oleh Muhammad Zainuddin bahwa, Hubungan antara nalar awam dengan kehidupan seperti batu dan air. Saat air mengalir menyentuh dan membasahi batu. Permukaan batunya hanya basah dan tidak dapat menyerap air tersebut, setelah air mengalir menjauhi batu, maka batu itu akan kering tanpa meninggalkan setes air. Sedangkan nalar intelektual seperti akar dan air, saat air mebasahi akar, akar ini tidak akan membiarkan air lewat begitu saja, akar akan menyerapnya dan menyimpannya kedalam pori-porinya dan mengolahnya menjadi sumber kehidupan bagi pohon.
Apakah Mahasiswa Orang Awam
Menurut Al-Zastrouw Ng. Orang awam adalah orang yang cuma melihat dan berfikir peristiwa di dunia ini yang terjadi hanya peristiwa yang memang seharusnya terjadi, dan menganggap sebagai peristiwa alam. Orang awam secara umum adalah orang yang tidak tahu menahu apa-apa dan tidak ingin berfikir apa yang harus dilakukan dan apa tujuan hidupnya. Orang awam juga bisa diartikan sebagai orang yang belum tahu apa-apa, maksudnya ketika kita berbicara tentang pertanian dan orang tersebut tidak tahu maka, orang itu bisa dianggap sebagai orang awam. Apakah mahasiswa juga bisa menjadi orang awam?? Pertanyaan ini adalah sebuah yang pertanyaan yang mengundang banyak kontroversi. Tapi kalau kita melihat secara langsung, apakah mahasiswa juga bisa menjadi orang awam??
Apa yang membedakan mahasiswa waktu zaman dahulu dengan zaman sekarang ini?? Jawaban yang paling mudah adalah mahasiswa dulu sekarang sudah tua dan mahasiswa sekarang ya… sekarang, masih muda. Tapi dibalik jawaban yang begitu gampang, bagaimana tingkat intelegensi seorang mahasiswa sekarang dengan mahasiswa yang sudah lalu. Ternyata perbandingannya lebih jauh ketertinggalnnya dibandingkan dengan sekarang. Seperti halnya Mahasiwa zaman orde Soeharto punya kritik yang lebih peka terhadap masalah-masalah social buktinya saat masa Soeharto mereka berkumpul dan satu menggulingkan masa orde tersebut. Dulunya mahasiswa sering melakukan diskusi-diskusi yang melibatkan banyak fakultas membahas suatu masalah dan kegiatan itupun hampir selalu dilakukan, bagaimana dengan sekarang , apakah mahasiswa sering melakukan hal yang sama? Ataukah terjadi perubahan pola berkumpul yang dulunya hanya diarea kampus sekarang sudah pindah ke tempat yang lebih ramai yang dipenuhi berbagai macam pernak-pernih atau ditempat yang menghidangkan secangir kopi hangat. Serta pemikiran yang berbeda, dulunya mahasiswa lebih sering membaca sampai beratus-ratus judul buku yang diselesaikan dalam waktu yang begitu singkat. Untuk semua mahasiswa yang hidup di zaman ini, berapa lama kita membaca dalam sehari?? Pernakah kita membuka buku kuliah kita saat ada waktu luang??
Pada saat sekarang ini, kadang mahasiswa juga ikut melakukan demonstrasi tapi dia sendiri tidak tahu tentang apa yang mereka perjuangkan. Saat melihat orang demonstrasi yang mengatas namakan mahasiswa dari universitas A, B atau yang lain, coba kita tanya apa tujuan mereka ikut bergabung. Pasti lebih banyak yang tidak tahu apa yang hendak mereka bela, mungkin hanya dua sampai sepuluh orang yang tahu, tapi selebihnya Cuma ikut-ikutan. Apakah mahasiswa tersebut merupakan orang awam?? Ataukah mahasiswa yang memiliki pikiran orang awam?? Ataukah betul-betul orang awam yang berkedok sebagai mahasiswa??
Pernah ada seorang yang bernama M. Tayeb Yang tinggal di Sinjai yang merupakan orang awam yang tidak bisa baca tulis tapi membuat sesuatu yang beguna. Karena bapak ini merupakan orang yang tinggalnya dipesisir, pada saat ombak keras datang pasti rumah-rumah sekitar pantai hancur karena hempasan gelombang ombak yang besar dan sumur-sumur yang dimiliki menjadi asin, saat melihat pesisir pantai bapak itu melihat pasir dan mengganggap bahwa mungkin bisa ditanami tanaman bakau. Awal mula saat menanam bakau tersebut, orang-orang sekitarnya menganggap bahwa pak Tayeb ini adalah orang gila yang memananm pohon dipinggir pantai, sampai lima tahun kemudian orang-orang yang menganggap bapak ini gila berubah pemikirannya bahwa tanaman bakau ini memang berguna, setelah tanaman bahkau ini sudah besar ternyata bisa menghalangi terjadinya abrasi air laut. Ternyata tanaman bakau tersebut selain menjadi pencegah abrasi laut, juga sebagi penghisap garam-garam, sehingga sumur tidak menjadi asin lagi. Gara-gara hal tersebut pak Tayeb bisa keliling keluar negeri membagikan ilmunya tentang tanaman bakau, beliau selalu diudang kesana-kemari menghadiri seminar-seminar yang dihadiri oleh doctor serta professor luar negeri, padahal bapak ini tidak pernah mendapakan jejang pendidikan, baca tulis pun pak Tayeb tidak bisa, bahasa indonesianya pun terpatah-patah. Sepuluh tahun kemudian, beliau dijuluki marine biologist oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sarwono Kusumaatmajah. Apakah bapak M. Tayeb diakatakan menjadi orang awam atau sebagai orang intelektual ataukah mahasiswa yang tidak memiliki kampus dan hanya belajar dengan menganalisa kejadian-kejadian alam?
Di Negara-negara skandinavia orang-orang yang memiliki gelar doctor, professor itu tidak berarti apapun kalau tidak menghasilkan sesuatu yang berguna untuk masyarakat sekitar.
Mahasiswa sebagai Intelektual
Era 80-90an Mahasiswa sering dipandang sebagai golongan dalam masyarakat yang khas dan unik. Secara kuantitas, mahasiswa memang tidaklah terlalu berarti, tapi secara kualitas dan potensinya, mahasiswa yang dijuluki intelektual muda ini memiliki peran dan fungsi menentukan dinamika masyarakat, baik dalam konteks kekinian maupun masa depan. Bagaimana dengan abad ini?? Apakah masih terjaga seperti sekarang, tentang pemikiran terhadap mahasiswa?? Memang harus diakui bahwa salah satu peran penting dalam perubahan politik di Indonesia adalah mahasiswa dengan gerakan mahasiswanya. Ini terlihat jelas saat gerakan mahasiswa tahun 1998 denga menggulingkan era otoriter saat era Soeharto.
Kebanyakan juga sebagian mahasiswa menggangap sebuah peristwa sebagai keharusan suatu proses kehidupan, sesuatu yang biasa yang harus terjadi dan diterima. Setelah itu hilang begitu saja tanpa ada sesuatu yang berarti. Kejadian-kejadian dalam hidup dibiarkan berlalu begitu saja. Hanya peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan diri saja yang menimbulkan bekas dan consent dalam moment tertentu, dan pasti kemudian akan hilang setelah muncul peristiwa yang lain. Demikian seterusnya, tumpukan-tumpukan peristiwa kehidupan tersebut dibiarkan berlalu dan hilang begitu saja.
Saat ini, kita sebagai mahasiswa dan intelektual diharapkan punya sains of critical yang peka terhadap apapun, dan mungkin akan menjadi berharga serta mempunyai daya saing. Ada empat macam teori kritis yakni kritisisme transedental kant, kritisisme dialektis hegel, Kritisisme Ideologis marx dan kritisisme psikoanalisis freud. Dengan kritisisme kita bisa merubah banyak keraguan-keraguna dan kepentingan serta hambatan dari dalam diri.
Oleh karena itu, mahasiswa sekarang diharapkan bisa menjadi peka, dan menjalani proses kehidupan dan memperoleh ilmunya dengan nalar intelektual. Menjalani kehidupan sebagai mahasiswa yang sesungguhnya menjalani proses belajarnya, tidak pernah merasa cukup sehingga selalu meningkatkan kemapuannya, serta punya idealisme sehingga yang menimbulkan rasa tanggung jawab bukan hanya untuknya tetapi untuk seluruh bangsa Indonesia.

MAHALNYA BIAYA CALON LEGISLATIF


Setiap manusia berspekulasi menciptakan kebutuhan baru untuk manusia menyerahkan pengorbanan baru, untuk menempatkan manusia dalam sebuah ketergantungan baru, dan untuk memikat manusia kedalam jenis kesenangan baru.
Karl Marx berpendapat mari kita mengasumsikan manusia menjadi manusia dan hubungannya dengan dunia menjadi hubungan yang manusiawi. Kemudian cinta hanya dapat ditukar dengan cinta, kepercayaan dengan kepercayaan, dan sebagainya. Jika anda ingin mempengaruhi orang lain, anda harus menjadi orang benar-benar memiliki pengaruh yang menstimulir dan bersemangat kepada orang lain, begitu juga dengan menjadi anggota legislative sebelum anda menjadi anggota legislative anda memang harus tahu bagaimana tupoksi anggota legislative untuk membuat peraturan serta menciptakan good governance.
Legislatif merupakan bentuk perwakilan yang bisa mengakomodasi dan mungkin akan memperjuangkan hak ataupun kebutuhan setiap warga. Legislatif juga mempunyai peran penting dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang nantinya diharapkan bisa menguntukan masyarakt itu sendiri. Legislative merupakan bentuk perwujudan perwakilan Civil Society atau masyarakat sipil. Yang ada didalam legislative pun adalah perwakilan masyarakat yang dipercaya ataupun dipilih oleh masyarakat.
Siapa yang tidak mau bila disodorkan menjadi anggota legislative atau perwakilan rakyat. Walaupun priode masa jabatan hanya lima tahunan, Jabatan yang strategis ini memberikan banyak peluang, mulai dari peluang mendapatkan materi yang berlimpah ataupun berpeluang berhadapan dengan masalah korupsi yang sekarang menjadi trend baru untuk anggota legislative, untuk saat ini (2008).
Setelah ditetapkan ada 38 partai politik yang akan berlaga merebut hati masyarakt sipil dalam pemilihan umum 2009, bakal calon anggota legislative pun juga mulai ikut marak dan ikut mensosialisasikan dirinya. Berbagai cara mulai dilakukan, mulai dari menyabarkan kartu nama, stiker sampai dengan baliho yang memakan biaya yang cukup banyak, stiker ataupun baliho yang dipasang juga bermacam-macam, mulai dari warung kopi sampai warung-warung kecil yang kemungkinan calon legislative ini bisa dilihat orang lain agar menambah kepopulerannya layaknya seorang artis demi tercapainya menuju kursi legislative.
Biaya menjadi Anggota Legislatif
Untuk mencapai kursi legislative membutuhkan banyak pengorbanan, mulai dari nonmateri sampai inmaterial. Harus diakui bahwa untuk mencapai jabatan yang paling bagus tersebut biayanya cukup mahal. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencetak kartu nama, striker, baju kaos ataupun baliho??
Di Amerika, siapa yang tidak kenal dengan Hillary Clinton, istri dari mantan Presiden Amerika serikat Bill Clinton. Gara-gara menjadi calon presiden dari partai demokrat harus terlilit hutang yang jumlahnya cukup besar, bayangkan padahal cuma jadi calon presiden dari partai democrat yang bersaing dengan Barrack Obama. Di indonesia sendiri tepatnya di ponorogo, calon walikota mengeluarkan model baru fasion terbaru dengan hanya memakai CD alias celana dalam dan keliling kampung cuma gara-gara tidak menang dalam pemilihan Bupati. Apakah kita pernah berfikir, apakah orang-orang yang mewakili kita di legislatif sana memiliki kemampuan atau kapabilitas layaknya pengetahuan yang mewakili banyak orang.
Ternyata kursi legislative juga menggoyang iman public figure di Indonesia, mulai bermunculan calon-calon anggota legislative yang berasal dari artis. Yang kita ketahui bahwa artis ini pasti memiliki kemampuan materi ataupun modal yang cukup layak, tapi bagaimana dengan kapabilitasya?? Artis menjadi calon Legislatif muncul setelah terpilihnya beberapa orang dari mereka menjadi Wakil Bupati ataupun gubernur, sebut saja Rano karno serta Dede Yusuf yang menjadi Wakil Gubernur.
Menurut, Dr. Efendi Ghazali, ada fase-fase pemilihan, yakni fase pertama adalah dimana polikus ataupun pemerintahan dipercaya oleh masyarakat kemudian fase selanjutnya fase dimana polikus ataupun pemerintah tidak dipercaya dan public figure dipercaya oleh masyarakat dan selanjutnya fase dimana public figure sudah agak kurang kepercayaannya dan kembali lagi percaya pemerintah dan politikus, begitu selanjutnya. Dan mungkin pada zaman ini fase tesebut dimana public figure dipercaya oleh masyarakat.
Betul sekali kalau menuju legislative mahal harganya, untuk nominal atapun biaya yang dikeluarkan bisa diatasi oleh seorang public figure, bagaimana dengan kapabilitasnya? Bagaimana pula dengan orang yang tidak memiliki uang yang tidak banyak kemudian dia memiliki kapabilitas?. Kapabiliatas calon anggota legislative bukan hanya mengandalkan polulernya tapi juga kapabilitasnya menjalankan tupoksinya.
Bagaimana dengan anggota parpol yang sudah sekian lama kemudian tidak bisa mewakili parpolnya di kursi legislative hanya karena modal yang kurang, tiba-tiba muncul public figure ataupun orang yang memiliki modal yang cukup besar kemudian mencadi caleg yang melengser orang ataupun pengurus lama yang kurang memiliki modal tersebut.
Segala sesuatu memang butuh uang, termasuk juga menjadi anggota legislative, apakah kita bisa menekan ataupun cost yang dikeluarkan cuma sedikit?? Kita lihat Pilkada di Jawa Timur, ternyata ada Parpol besar yang mau mengakomodir anggotanya dan menanggung semua biaya yang diperlukan Pilkada Gubernur Jatim yang belum lama dilakukan, hasilnya adalah calon diusulkan bisa menang telak mengungguli calon lainnya yang mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Semstinya memang harus seperti itu, termasuk jugadalam pemilihan caleg, karena kasihan juga kalau ada orang yang memiliki kemampuan ataupun kapabilitas menjalankan tupoksinya sebagai anggota legislative.

"Tugu Adipura Yang Tergenang, Kapan Adipura Datang Lagi Ke Makassar"

FAMILY VIOLENCE, CHILD PROTECTION AND SEXUAL OFFENCES UNIT (FCS)

ESTABLISHMENT OF CHILD PROTECTION UNIT (CPU): 1986
If the involvement of children in crime is under discussion, one can distinguish between crimes by children and crimes against children. Crimes committed by children (delinquents) are investigated by the relevant unit, for example the Vehicle Theft Unit, Detective Branch, etc.
The need to establish a unit within the South African Police Service to prevent and combat crimes against children, was identified during 1986. The primary task of the Child Protection Unit is to render a sensitive service endearing to the child victim.
For the purpose of the Child Protection Unit's activities, a person is regarded a child if he/she is younger than 18 years. The definitions of a child, as stated in Sec 1 of the Child Care Act, 1983 (Act no 74 of 1983, as amended), and Sec 28(3) of the Constitution of the Republic of SA, 1996 (Act 108 of 1996), serve as a guide-line to determine age.
ESTABLISHMENT OF FAMILY VIOLENCE, CHILD PROTECTION AND SEXUAL OFFENCES UNIT (FCS): 1995
During the past years the need for the expansion of the sensitive service rendered to children, to adult victims of family violence and sexual offences was identified. This lead to the establishment of the Family Violence, Child Protection and Sexual Offences Unit
The establishment of the Family Violence, Child Protection and Sexual Offences Unit (FCS), was approved by the Provincial Commissioner, Gauteng, on 18 March 1995. The first Child Protection Unit to be transformed into a Family Violence, Child Protection and Sexual Offences Unit (FCS), was Braamfontein (Johannesburg) on 18 March 1996 and the second one during July 1996 in Benoni.
Other units have also since then been transformed. The objective is to transform all Child Protection Units and establish Family Violence, Child Protection and Sexual Offences Units, depending on available resources and the occurrence of crimes policed by the Family Violence, Child Protection and Sexual Offences Unit.
At the moment there are 32 Child Protection Units (CPU) and 13 Family Violence, Child Protection and Sexual Offences Units (FCS) in the main centres. Specialised individuals are policing crimes against children in the smaller centres. These members are attached to the Detective Service. It is planned to establish at least 8 additional FCS Units in this financial year (2003/2004).
Crimes policed by members of the Family Violence, Child Protection and Sexual Offences Unit:
Family Violence (intra familial, victims of 18 yrs and older)
Assault with the intention to do grievous bodily harm
Attempted murder.
Child Protection (victims under the age of 18 years)
Rape
Incest
Indecent assault
Attempted murder
Assault with the intention to do grievous bodily harm
Common assault (only if there were three or more incidents over a period of time - intra familial)
Kidnapping
Abduction
Crimes with regards to the abuse/exploitation of children, under the Prevention of Family Violence Act, 1993 (Act no 133 of 1993) and
Domestic Violence Act, 1998 (Act no 116 of 1998)
Crimes with regards to the sexual exploitation of children, under the Sexual Offences Act, 1957 (Act 23 of 1957, as amended)
Child Care Act, 1983 (Act no 74 of 1983, as amended)
Films and Publication Act, 1996 (Act no 65 of 1996) with regards to child pornography.
Sexual Offences (victims of 18 years of age and older)
Rape
Incest
Indecent assault
Crimes with regards to the sexual exploitation of adults, under the Sexual Offences Act, 1957 (Act 23 of 1957, as amended)
Crimes with regards to sexual offences against adults, under the Prevention of Family Violence Act, 1993 (Act no 133 of 1993) and
Domestic Violence Act, 1998 (Act no 116 of 1998)

Ahmad Sofian: Protecting child victims of violence

Apriadi Gunawan , The Jakarta Post , Medan Thu, 11/13/2008 10:32 AM People
AHMAD SOFIAN: (JP/Apriadi Gunawan)


The piece only ran for two minutes, but that was all it took to infuriate Sofian and his friends watching the program together at the office of the Children's Protection and Studies Center (PKPA).
Sofian, the executive director of the PKPA, said many instances of underage marriage occur in Indonesia, but neither the media or the public ever expose them.
As the representative for Indonesia at the second World Congress for the Elimination of Children's Commercial Sexual Exploitation, held in Japan in 2001, Sofian has been heavily involved in this field for many years.
His research, conducted with support from the State Ministry for Women's Empowerment and released in Medan city at the end of 2007, found there were five girls under 14 currently married to men over the age 40. The girls were victims of child trafficking for sexual purposes.
Through his efforts exposing these crimes, Sofian rose to the position of National Coalition coordinator for the Elimination of Children's Commercial Sexual Exploitation in Indonesia.
Born on Sept. 29, 1971, Sofian has been an active child rights advocate in North Sumatra for 12 years. His efforts fighting for children's rights in the region, known as the land of Melayu Deli, have been recognized by the public and official bodies.
One of his most notable successes, which drew the attention of the wider Indonesian community and mass media, was the court case involving Muhammad Azwar, better known as Raju.
Raju, an eight-year-old, was arrested for assault two years ago and held in an adult jail.
Sofian remains concerned with legal procedures involving children.
"From our field research, we found that violence against children was being perpetrated by people in institutions who are involved with the law," said Sofian. This situation, he argued, occurred because there were collaborations between those involved with law and order institutions and criminals.
Sofian, who graduated from the law faculty at the North Sumatra University, said he often received threats from unknown people while working cases in child advocacy and violence against minors.
In one scenario, he was threatened with death if he didn't agree to stop investigating the case of Paris Pangaribuan, a child prisoner who died from neglect in the Anak Tanjung Gusta Medan (children's prison).
Paris, a 16-year-old street child arrested for theft, died at the prison in 1996.
"I have been threatened and told to stop handling child violence cases, but I keep going on. My principle is to defend children's rights because this is part of God's mandate," Sofian said.
Sofian became involved in advocacy activities and supporting children afflicted by violence when he was promoting the Indonesian Children's Advocacy Institution.
In October 1996, Sofian, together with a number of university student activists, established the PKPA.
Initially the institution office, which focused mainly on research, was based in the home of a law lecturer from the North Sumatra University.
In order to run the organization, Sofian set aside half of the annual salary he received as a lecturer working for private universities in Medan.
The PKPA has developed into one of the main NGOs focusing on children's rights in North Sumatra. It is listed as a member of ECPAT, the biggest International children's rights NGO network in over 78 countries.
The PKPA employs 127 people and since its establishment has paved the way for a number of other organizations, including the Children's Complaint Center, the Children's Creativity Studio, the Gender and Reproductive Health Information Center and the Women's and Children's Health Service.
In just over a decade, the PKPA has successfully handled dozens of abuse cases involving children and women across the country. In an infamous trial, the PKPA fought for a female migrant worker named Nurlela, from Langkat regency, who was eventually released from prison in Malaysia after being threatening with the death penalty.
"The PKPA's principle is to strive for success in all cases involving violence towards children and women. We are not allowed to wait because we all actually have a responsibility to protect the human rights of children and women," said Sofian.
"Protecting the rights of children and women needs to be a top priority and on an equal agenda. The government has to be more proactive in handling cases of violence toward children and women in this country," said Sofian.
He said he was gravely concerned about the fate of future Indonesian generations if the government failed to take action against repeating instances of these crimes.

Komunikasi Sinergis

Kamis

Bila sekelompok orang bekerja sama diharapkan diantaranya muncul komunikasi yang sinergis. Untuk melihat kebutuhan komunikasi jenis ini kita harus melihat pada struktur dan iklim organisasi yang diinginkan atau yang ada.

Struktur Organisasi dan Organisasi Pembelajaran
Struktur desain yang ‘ideal’ menurut prinsip klasik adalah organisasi mekanistik atau birokratif. Kini kita sadari tidak ada satupun gagasan desain organisasi yang dapat berlaku untuk semua situasi.

ORGANISASI MEKANISTIK DAN ORGANIK

Mekanistik Organik


ƒ Hubungan hirarkis kaku * Kolaborasi (baik vertikal
maupun horizontal)
ƒ Tugas-tugas pasti * Tugas-tugas disesuaikan
ƒ Formalisasi tinggi * Formalisasi rendah
ƒ Saluran komunikasi formal * Komunikasi informal
ƒ Keputusan otoritas sentralisasi * Keputusan otoritas desentralisasi


Organisasi yang terbuka pada inovasi menuntut suatu iklim organisasi yang dikenal sebagai organisasi pembelajaran. Melalui pandangan orang lain dapat dilakukan kombinasi gambaran masalah dan cara-cara pemecahannya hingga terjadi sinergi dan inovasi. Cara pikir satu dimensi hanya mengikuti konteks, melalui suatu perspetif fungsional-teknis yang sempit, seringkali menghindari resiko, -takut membuat keputusan- karena konsekuensi yang berat dari kesalahan, dan cenderung menjiplak atasan atau pola-pola yang sudah ada untuk mencapai kemajuan.

Konsep pembelajaran demikian disebut Argyris dan Schon (1996) sebagai single loop learning sebagai lawan dari double loop learning, atau apa yang disebut Senge (1990) sebagai adaptive learning sebagai lawan dari generative learning. Paradigma pembelajaran yang sesuai seperti yang diinginkan oleh bentuk-bentuk pembelajaran double loop atau generative yaitu adanya masalah atau adanya kesenjangan disesuaikan dengan belajar cara-cara lain dalam mempersepsi dan berpikir tentang masalah yang dihadapi. Double loop learning hanya bisa berkembang dalam iklim organisasi creative cooperation atau kerjasama yang kreatif.

Iklim kerjasama
Schein maupun Kouzes dan Posner serta Steere (dalam Drucker, 1996) sama-sama berpendapat bahwa nilai kerjasama atau kolaboratif adalah penting. Dalam hal ini kita harus mampu meredefinisi kognitif arti individualisme dimana perilaku kolaboratif/ kerjasama dianggap lebih positif sedangkan perilaku bersaing dianggap lebih negatif. Menciptakan persaingan antara anggota kelompok bukanlah jalur menuju kinerja tinggi. Alfie Kohl, profesor universitas dan penulis dalam No Contest : The Case Against Competition (1986) menjelaskan sebagai berikut : “Cara paling sederhana untuk memahami mengapa persaingan umumnya tidak mempromosikan keunggulan adalah dengan menyadari bahwa berupaya mengerjakan dengan baik dan berusaha menjatuhkan orang lain merupakan dua hal yang berbeda” (dalam Drucker, 1996).
Sinergi : Prinsip Creative Cooperation
Menurut Covey (1989, 1992) sinergi berarti keseluruhan adalah lebih besar/baik daripada bagian-bagiannya. Relasi yang dimiliki bagian satu dengan bagian lainnya adalah bagian yang paling dapat melakukan pemberdayaan dan penyatuan.
Tidak banyak orang yang melakukan sinergi dalam kehidupannya karena sebagian besar mengembangkan komunikasi yang defensif, membentengi diri. Esensi dari sinergi adalah perbedaan-perbedaan nilai yang dimiliki harus dihormati, hingga dapat membangun kekuatan dan mengkompensasi kelemahan. Cara mencapai sinergi adalah melalui proses kreatif, yang kadang tidak ketahui bagaimana hasil akhirnya..
Komunikasi Sinergis
Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hati kita pada kemungkinan-kemungkinan baru. Hampir semua penemuan kreatif awalnya tidak dapat diramalkan, dan orang tidak selalu toleran terhadap ambiguitas, hingga rasanya tidak menyenangkan untuk terlibat pada usaha kreatif.
Waktu yang tersita untuk membentuk tim, letupan-letupan emosi, merupakan usaha yang tidak sia-sia untuk mendapatkan kelompok yang dapat bekerjasama dengan baik. Rasa percaya dan hormat diantara anggota bisa menjadi sangat tinggi hingga jika terjadi hal yang tidak disetujui, akan ada usaha yang baik untuk saling memahami
Rasa percaya yang tinggi mengarah pada kerjasama dan komunikasi.
§ Komunikasi pada level terendah muncul dari situasi dengan rasa kepercayaan yang rendah dicirikan dengan pembicaraan defensif, membentengi diri dan mengacu pada aturan-aturan. Bentuk komunikasi win/lose dan lose/win
§ Komunikasi level menengah adalah komunikasi yang dipenuhi rasa hormat – komunikasi diantara orang-orang yang cukup matang. Bentuk komunikasi kompromistis
§ Komunikasi level tertinggi adalah komunikasi sinergis atau komunikasi win/win. Komunikasi sinergis dicapai untuk mengembangkan proses kreatif, termasuk mencapai solusi terbaik. Jika sinergi tidak tercapai, paling tidak usaha akan menghasilkan hasil kompromi.
Mencari Alternatif ke Tiga
Jika menemui dua alternatif / perbedaan pendapat yaitu pendapat saya dan pendapat yang “salah” maka dapat dicari jalan tengah yang saling menghargai. Jalan tengah bisa saja bukan sekedar kompromi, tapi adanya alternatif ketiga, seperti puncak sebuah segitiga. Alternatif ketiga ini biasanya lebih baik bagi semua pihak dibandingkan alternatif asalnya.
Partisipan mengumpulkan semua keinginannya, bekerjasama pada pihak yang sama untuk mencari alternatif ketiga yang mempertemukan kebutuhan semua anggota.
Ini berarti bukan suatu transaksi tapi sebuah transformasi berupa relasi yang lebih baik. Setiap partisipan memperoleh apa yang diinginkannya, dan dalam prosesnya membangun sebuah relasi.
Sinergi Negatif
Pendekatan win/lose menghasilkan sinergi negatif. Seperti halnya mengendari mobil dengan satu kaki menginjak rem yang lain menginjak gas. Bukannya mengangkat kaki dari rem, malah menancap gas. Posisi mereka diperkuat dengan memberi tekanan, yang akhirnya justru semakin menambah penolakan partisipan lain.
Masalahnya adalah orang yang sangat dependen berusaha untuk mencapai sukses pada sebuah realitas interdependen. Mereka mungkin menggunakan teknik win/win tapi pada kenyataannya mereka ingin memanipulasi. Orang-orang ini berusaha membentuk orang lain untuk sesuai dengan cara pikir mereka. Banyak yang tidak memahami bahwa kekuatan sebuah relasi asalnya datang dari adanya pandangan alternatif.
Kunci sinergi interpersonal adalah sinergi intrapersonal. Sinergi yang ada dalam masing-masing pribadi akan membantu mencapai sinergi dengan orang lain. Oleh karena itu Covey menguraikan 3 habit terdahulu yang sifatnya memperoleh kematangan pribadi.
Menghargai Perbedaan
Esensi sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan psikologis yang ada diantara orang-orang. Bahwa masing-masing orang memiliki cara pandang yang berbeda tentang dunia ini.
Kita harus memiliki kerendahan hati untuk menyadari keterbatasan diri dan menghargai sumber-sumber yang kaya yang ada pada interaksi bersama pikiran dan perasaan manusia lainnya.
Bahwa dua orang bisa berbeda pendapat bahkan pendapat tersebut sama-sama benar letaknya bukan pada logika tapi pada psikologis. Kita melihat pada sesuatu yang sama tapi mengintepretasikannya secara berbeda akibat pembelajaran kita dimasa lalu. Hanya dengan menerima perbedaan dan memahami hidup bukanlah hitam putih, bahwa akan selalu ada alternatif ketiga, maka kita tidak akan pernah transeden dari keterbatasan pembelajaran kita di masa lalu.
Jika dua orang memiliki opini yang sama, maka salah satu opini sudah tidak berarti. Jika dua orang memiliki perbedaan persepsi maka yang dapat dilakukan adalah meminta orang tersebut membantu kita melihat pada cara pandangnya. Dengan cara itu, terjadi peningkatan kesadaran pada diri kita sendiri dan juga menghargai teman bicara kita. Saya menciptakan suatu sinergi. Jangan lupa bahwa dalam komunikasi selain melibatkan argumen logis maka kita perlu juga menyampaikan perasaan dan karakter pribadi kita pada yang lain. Sebagai tambahan dengan menggunakan logika belahan otak kiri dan emosi pada belahan otak kanan kita akan mengembangkan sinergi psikis yang sesuai dengan realitas, yaitu yang sifatnya logis dan emosional.

Conclusion
You don't have to take insults personally.
You can sidestep negative energy.
You can look for the good in others.
You can express ideas, feelings, and experiences in a way that will encourage others to be open also.

KEHIDUPAN SEORANG INTELEKTUAL

Orang yang memiliki kepekaan batin dan ketajamani pikir untuk membaca dan memaknai kehidupan hidupan, kemudian menjadikan setiap peristiwa sebagai pijakan berpikir dan referensi dalam membangun kerangka konsep. Inilah ciri seorang intelektual..
Hubungan antara kehidupan dengan seorang intelektual adalah seperti hubungan akar dengan air. Kehidupan adalah air yang mengalir. Membasahi setiap benda yang disentuhnya. Sopotong akar tidak akan membiarkan air berlalu begitu saja ketika menyentuh dan membasahinya. Akar menyerap setiap tetes air yang menyentuhnya, memasukkan ke dalam setiap pori-pori untuk selanjutnya diolah menjadi sumber kehidupan bagi pepohonan. Seorang intelektual tidak akan membiarkan peristiwa kehidupan berlalu begitu saja. Dia akan mengamati, membaca dan mencari makna dari setiap penggal peristiwa yang terjadi untuk selanjutnya direnungkan dalam diri, kemudian direfleksikan dalam berbagai buah pikiran yang bermakna.
Sebaliknva, kebanyakan manusia menganggap sebuah peristiwa sebagai keharusan suatu proses kehidupan, sesuatu yang biasa, yang harus terjadi dan diterima. Setelah itu hilang begitu saja tanpa ada sesuatu yang berarti. Kejadian-kejadian dalam hidup dibiarkan berlalu begitu saja. Hanya peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan diri saja yang menimbulkan bekas dan menjadi concern dalam momen tertentu. Tetapi hal tersebut akan cepat hilang begitu saja ketika muncul persoalan yang lain. Demikian seterusnya. Tumpukan-tumpukan penistiwa kehidupan tersebut dibiarkan berlalu dan hilang dimakan waktu. Inilah masyarakat awam.
Hubungan antara nalar awam dengan kehidupan seperti batu dan air. Setiap saat air akan mengalir menyentuh dan membasahi batu. Tapi batu tidak pernah menerap air, hanya permukaan batu saja yang basah ketika air menyentuhnya. Ketika air berlahi, batu tersebut akan kering dan hilanglah air yang menempeL Demikian juga kehidupan, setiap saat akan datang menghampiri mereka, namun kehidupan tersebut akan segera hilang dan berlalu tanpa meninggalkan bekas apa pun. Hal ini menunjukkan bahwa derajat intelektualitas seseorang bisa dilihat dan kepekaan, ketajaman dan ketelitian dalam melihat dan membaca peristiwa kehidupan. Hal-hal inilah yang membedakan antara seorang intelektual dan seorang awam. (Al-Zastrouw Ng ”Membangun Wacana Intelektual 2004).

Muhammad Zaenuddin
Peristiwa yang terjadi dalam kehiupan adalah ayat-ayat Tuhan yang hidup, sering disebut dengan ayat-ayat kauniyah, sementara ayat-ayat Tuhan berupa teks tertulis disebut dengan ayat qauliyah.
Kata intelektual berasal dan bahasa Inggris “intellectual”, yang menurut Idiomatic and Syntactic English Dictionary — berarti
”having or showing goodmental power and understanding” (memiliki atau menunjukkan kekuatan-kekuatanmental dan pemahaman yang baik). Sedangkan kata “intellect” diartikan sebagai “the power of the mind by which we know, reason, and think,” (kekuatan pikiran yang dengannya kita mengetahui, menalar dan berpikir), di samping juga berarti sebagai seseorang yang memiliki potensi tersebut secara aktual. Kata tersebut telah masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia yang secara umum diartikan sebagai “pemikir-pemikir yang memiliki kemampuan penganalisaan terhadap masalah-masalah tertentu.” (M.Quraish Shihab: 1999).Kajian ilmiah terdapat emapatmacam tradisis kritis yakni Kritisme-Transedental Kant, Kritime-Dialektis Hengel, Kritisisme-Ideologis Marx, dan KritisismePsikoanalisis Freud. Kecenderungan Intelektual adala bertanya atau membentuk pertanyaan-pertanyaan padahal yang terbaik terletak pada jawaban.

Contoh Laporan Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Sejarah, dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang memerintah). Kata Sejarah berasal dari kata Syajaratun atau Syajarah dalam bahasa Arab yang artinya pohon atau silsilah. Umumnya sejarah atau ilmu sejarah diartikan sebagai informasi mengenai kejadian yang sudah lampau. Sebagai cabang ilmu pengetahuan, mempelajari sejarah berarti mempelajari dan menerjemahkan informasi dari catatan-catatan yang dibuat oleh orang perorang, keluarga, dan komunitas. Pengetahuan akan sejarah melingkupi: pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis.
Disulawesi selatan tepatnya di kabupaten maros terdapat tempat yaitu gua leang-leang yang diperkirakan sebagai tempat tinggalnya manusia pubakala sekitar 5000 tahu nsebelum masehi. Adapun dua gua tersebut adalah: Leang Pettae, terletak pada posisi astronomis 04º58'44.6"LS dan 119º40'30.5"BT dengan ketinggian 50 m dpl. Arah mulut gua menghadap ke sebelah barat dengan ukuran tinggi 8m dan lebar 12m. Suhu udara di dalam gua sekitar 30º C dengan kelembaban 70% dalam rongga gua, sementara kelembaban dinding gua berkisar antara 15% - 25%. Peninggalan-peninggalan yang ditemukan pada gua ini adalah berupa 5 gambar telapak tangan, satu gambar babi rusa, artefak serpih bilah serta kulit kerang yang terdeposit pada mulut gua. Untuk mencapai gua ini kita harus menaiki beberapa tangga yang berjumlah 26 buah.

A. TUJUAN PENELITIAN
Karena hal tersebut maka kami melakukan penelitian yang bertujuan untuk :
- Mempelajari, memahami dan memeprdalam wawasan tentang kehidupan manusia dimasa lampau, 500 tahun sebelum masehi.
- Memahami bagaiman cara masyarakat dulu untuk dpat bertahan hidup.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimankah peran gua leang-leang terhadap kehidupan manusia dimasa lampau.

C. HIPOTESIS
Setelah melihat taman pubakala gua leang-leang, saya menduka bahwa manusia yang hidup pada 5000 tahun sebelum masehi di gua leang-leang itu sering bersosialisasi dengan cara berpindah dari satu goa ke goa lain, karena didalam gua leang-leang terdapat dua macam gua lagi, yakni leang pattae yang diaman terdapat suku toala yang hidup antara 40 s/d 50 orang, leang pattakere adalaha leang yang berada pada tbing bukit yang memiliki kurang lebih 82 anak tangga.

D. POKOK-POKOK PENELITIAN
Pokok penelitian saya adalah bagaimana proses kehidupan manusia-manusia purba yang hidup di gua leang-leang.

E. METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian gua leang-leang adalah
- Wawancara
- Melihat langsung ke gua leang-leang.
- Sumber-sumber bacaan

BAB II GUA LEANG-LEANG SEBAGAI TAMAN BUDAYA NASIONAL

A. SEJARAH PENEMUAN GUA LEANG-LEANG
Sebuah gua dengan stalaktif dan stalakmitnya yang menakjubkan dan apabila kita berada dalam gua tersebut serasa di alam mimpi..Beberapa kilometer sebelum jalan berbelok menuju ke Bantimurung terdapat Gua Leang Leang. Gua ini diperkirakan menjadi tempat kediaman manusia purba yang hidup di daerah ini pada masa 8000 hingga 30.000 tahun yang lalu. Di dalam gua terdapat lukisan tua yang dilukis pada dinding gua yang diperkirakan berusia 5000 tahun SM.. Di wilayah ini terdapat sedikitnya 60 gua. Salukan Karang adalah gua terbesar di wilayah ini dengan panjang mencapai 11 Km namun tidak semua pengunjung diperbolehkan masuk ke gua ini. Tempat yang disebut juga Taman Prasejarah Leang-leang ini terletak pada deretan bukit kapur yang curam dan para arkeolog berpendapat bahwa beberapa gua yang terdapat di sekitar kawasan tersebut pernah dihuni manusia yang ditandai dengan lukisan prasejarah berupa gambar babi rusa serta puluhan gambar telapak tangan yang ada pada dinding- dinding gua. Selain lukisan prasejarah, juga terdapat benda laut berupa kerang yang menandai bahwa gua tersebut juga pernah terendam dan dikelilingi oleh laut.
Obyek Wisata Alam Gua Pattunuang selain kaya akan stalaktit dan stalakmit yang menakjubkan, juga panorama alam sekitarnya sangat menawan dan indah. berbagai spesies flora dan fauna yang tergolong langka dapat dijumpai ditambah dengan bentangan pegunungan yang curam dan bertebing.
Gua leang-leang mulai dipugar pada tahun 1977 lalu diresmikan 10 januari 1980 oleh Menteri Dr. Da’ Yusuf. Dan dijadikan taman wisata yang dilindungi.


B. PARA AHLI MELAKUKAN PENELITIAN DI GUA LEANG-LEANG
Gua ini merupakan awal dari penelitian-penelitian terhadap gua-gua prasejarah dan awal penemuan lukisan yang terdapat di Kabupaten Maros. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 1950 oleh Van Heekeren dan Miss Heeren Palm. Heekern menemukan gambar babi rusa yang sedang meloncat yang bagian dadanya terdapat mata panah menancap, sedangkan Miss Heeren Palm menemukan gambar telapak tangan dengan latar belakang cat merah.
Sejak itulah penelitian-penelitian di kawasan karst Maros-Pangkep dilakukan lebih intensif dan menghasilkan data yang melimpah tentang jejak hunian prasejarah di kawasan tersebut berdasarkan hasil pendataan terakhir yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar terdapat 100-an leang prasejarah yang tersebar di kawasan karst Maros-Pangkep.

C. PENINGGALAN-PENINGGALN BUDAYA DI GUA LEANG-LEANG
Leang Petta Kere, berada 300 m di sebelah timur Leang Pettae pada posisi 04º58'43.2"LS dan 119º40'34.2"BT. Leang ini berada pada ketinggian 45 m dpl dan 10 m dpl. Meskipun berada pada tebing bukit, pada bagian pintu gua yang menghadap ke sebelah barat masih terdapat lantai yang menjorok keluar selebar 1-2 m dan berfungsi sebagai pelataran gua. Leang Petta Kere termasuk gua dengan tipe kekar tiang. Suhu udara di dalam gua sekitar 27 C dengan kelembaban rongga gua sekitar 65% sementara kelembaban pada dinding gua berkisar antara 17%-22%. Utuk mencapai gua ini kita harus menaiki anak tangga sebanyak 64 buah. Peninggalan yang ditemukan pada leang ini berupa 2 gambar babi rusa dan 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah dan mata panah.
Yang ada didalam gua leang –leang adalah :
- Telapak tangan
- Gambar babi rusa yang didadanya terdaat tancapan panah
- Gamabr babi
- Alat-alat mata panah
- Kapak dari batu
- Oker untuk pewarna merah
- Fosil-fosil sisa makanan berpa kulit kerang.

D. ARTI DAN MAKNA HASIL-HASIL BUDAYA DI GUA LEANG-LEANG
Dari penemuan-penemuan yang didaptkan dalam gua leang-leang diperkirakan bahwa manusia yang hidup pada saman itu masih menggunakan alat pemotong tradisional, dan mereka sudah mengenal tentang berburu tapi masih pindah-pindah.
Gambar telapak tangan dipercaya sebgai penolak bala roh jahat yang akan mengganggu. Babai rusa yang didadanya tertancapa panah sebagai symbol saaat berburu bias berhasil. TElapak tangan yag berjari empat di yakini sebagai bentuk turut berkabung jika ada anggota yang meninggal.

BAB III ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT DI GUA LEANG-LEANG
A. RELIGI
Religi masayarakat di gua leang-leang adalah menganut paham animisme (percaya terhadap roh nenek moyang) serta dinamisme ( percaya terhadpa benda-benda gaib).

B. POLITIK
Mereka diperkirakn hidup berkelompok, dan memilikh kepala suku yang dapat melindungi mereka dan mengatur hidup mereka serta memberikan rasa aman untuk kelompoknya.

C. EKONOMI
Kelompok yang hidup di goa leang-leang masih sederhana dengan mengandalakan berburu rusa atau babi hutan serta dilaut dengan mencari ikan.

D. SOSIAL
Mereka juga hidup dengan cara berpindah dari goa satu ke goa lain, untuk keamaa dan mencari sumber makanan yang kebih banyak.

E. BUDAYA
Karena meraka belum berfikir tentang bagimana lebih hidup lebih baik, mereka Cuma memikirkan bagaimana melindungi anggota lain serta non maden, sehingga bidaya mereka Cuma bentuk paham-paham sering pindah-pindah. Mereka juga sedah menghasilkan alat-alat berburu walaupun terbuat dari batu.


BAB IV KESIMPULAN & PENUTUP

A. KESMPULAN
Menurut benda-benda yang ditemukan di gua leang-leang bahwa terdapat bentuk kehidupan yang dihuni oleh kelompok-kelompok manuia purba yang dipekirakan mereka hidup 5000 tahun sebelum masehi. Mereka sudah mengenal cara berburu dan sudah mengenal tentang agama walaupun masih percaya dengan roh nenek moyang ataupun benda-benda gaib seperti baru besarm pohon besar dan lain-lain yang bentuknya besar dan diperkirakan sudah lama melebihi hidup manusia purab yang hidup di sekitar gua leang-lean.

B. PENUTUP
Taman Prasejarah Leang-Leang merupakan objek wisata andalan Kabupaten Maros yang berada tidak jauh dari Taman Wisata Alam Air Terjun Bantimurung. Leang-leang dalam bahasa lokal berarti gua. Di sekitar Taman Prasejarah ini terdapat banyak gua yang memiliki peninggalan arkeologis yang sangat unik dan menarik. Pada tahun 1950, Van Heekeren dan Miss Heeren Palm menemukan gambar gua prasejarah (rock painting) yang berwarna merah di Gua Pettae dan Petta Kere. Van Heekeren menemukan gambar babi rusa yang sedang meloncat yang di bagian dadanya tertancap mata anak panah, sedangkan Miss Heeren Palm menemukan gambar telapak tangan wanita dengan cat warna merah. Menurut para ahli arkeologi, gambar atau lukisan prasejarah tersebut sudah berumur sekitar 5000 tahun silam. Dari hasil penemuan itu, mereka menduga bahwa gua tersebut telah dihuni sekitar tahun 8000-3000 sebelum Masehi. Untuk melestarikan dan memperkenalkan gua-gua yang merupakan sumber informasi prasejarah tersebut, maka sejak tahun 1980-an pemerintah setempat mengembangkannya menjadi tempat wisata sejarah dengan nama Taman Wisata Prasejarah Leang-Leang. Saat ini, pemerintah setempat telah merencanakan membangun beberapa sarana dan prasarana di sekitar tempat wisata tersebut, seperti cottage, baruga (Gedung) pertemuan dan saluran air bersih.
Taman Prasejarah Leang-Leang yang terletak pada deretan bukit kapur yang curam ini merupakan obyek wisata yang memiliki nilai-nilai sejarah yang sangat menarik. Di tempat ini para pengunjung dapat menyaksikan berbagai macam peninggalan nenek moyang, seperti lukisan prasejarah berupa gambar babi rusa dan puluhan gambar telapak tangan yang melekat pada dinding-dinding gua. Gambar-gambar yang berwarna merah marum tersebut bahan pewarnanya terbuat dari bahan alami yang sulit terhapus. Menurut para ahli tangan, gambar telapak tangan tersebut adalah milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya. Selain itu, pengunjung juga dapat menyaksikan berbagai peralatan yang terbuat dari batu, sisa-sisa makanan berupa ulang binatang dan benda-benda laut berupa kulit kerang yang berjumlah banyak. Di salah satu batu di mulut gua terlihat jelas kulit kerang terdapat menempel bersatu dengan batu gua itu. Para ahli memperkirakan bahwa berabad-abad lalu Kabupaten Maros merupakan lautan yang bersatu dengan Laut Jawa.
Di sekitar Taman Prasejarah Leang-Leang juga terdapat banyak gua-gua lainnya yang memiliki karakteristik berbeda dan menyimpan peninggalan prasejarah dengan masing-masing keunikannya, seperti: Leang Bulu Ballang yang menyimpan senjumlah mollusca, porselin dan gerabah, serta dinding-dindingnya dapat dimanfaatkan sebagai areal panjat tebing; Leang Cabu yang sudah sering dijadikan sebagai tempat latihan para pemanjat tebing, dan di hadapan mulut leang ini, tampak aktivitas pertambangan batu kapur serta hamparan sawah yang luas; dan Leang Sampeang yang memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh leang lainnya, yaitu terdapat gambar manusia berwarna hitam. Kesemua leang tersebut memiliki jarak yang relatif dekat antara satu dengan yang lainnya, sehingga mudah untuk dikunjungi.
Dan kalau diteliti secara keseluruhan di Indonesia di yakini pernah ada bentuk kehidupan manusia-manusia purba yang tersebar di nusantara. Sebgai generasi muda, kita harus lebih berfikir bagaimana cara agar artefak-artefak ini bias ada dan tetap terjaga sampai anak cucu kita.

LAMPIRAN
1. PETA MAROS
2. PETA BANTIMURUNG
3. PETA LOKASI GUA LEANG-LEANG
4. HASIL DOKUMENTASI SISWA DALAM PENELITIAN

20 Ciri – Ciri Orang yang Inovatif

Mitchell Ditkoff, Direktur dari Idea Champions, mengetengahkan tentang kualitas
dari seorang inovator, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada.
Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe)
Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru, menghargai setiap usaha.
Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan.
Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar.
Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung kegagalan.
Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar.
Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad, serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil.
Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap “kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang dipandang baik menurut orang lain.
Flexible/adaptive –terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan.
Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya.
Reflective, menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Recognizes (and re-cognizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.”
Tolerates ambiguity, merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus, mensintesakan segala input, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.
Balances intuition and analysis memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal.
Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi.
Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah
Resilient; merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi
Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.
Sumber: http://thinksmart.com/articles/qualities.html

Saling Kejar dan Tangkap, Capres dan Masyarakat

Memahami dan meyakinkan masyarakat tiba-tiba menjadi penting bagi elite politik. Bagi tim kampanye calon presiden, masyarakat adalah sesuatu yang harus mereka pahami dan tangani sebaik-baiknya. Usaha ini lebih penting dari masa pemilihan anggota legislatif karena secara hukum satu suara bisa sah menentukan nasib setiap calon, tanpa intervensi partai atau apa pun. Masyarakat pun menyadari kekuatan ini dan sebagian menjadi bergairah atas haknya bermain di panggung publik. Berbeda dengan komunikasi politik yang dikembangkan elite terhadap masyarakat yang polanya mudah diduga, reaksi masyarakat terhadap permainan politik jauh lebih menarik. Momen politik pemilihan presiden merupakan dorongan yang kuat, tidak hanya bagi masyarakat untuk memberi tanggapan yang beragam, tetapi juga mendorong munculnya peran baru yang sebelumnya tidak ada. Peran baru ini bisa merupakan ganjalan yang tidak diduga bagi calon tertentu.
TANGGAPAN terhadap suatu momen politik selalu tergantung pada macam dan tingkat pengorganisasian yang ada. Ada banyak cara membuat kategori pengorganisasian masyarakat. Salah satunya adalah dengan melihat tingkat kontaknya dengan sistem politik formal. Setelah reformasi, jumlah organisasi masyarakat berlipat jumlahnya. Dengan bebas, organisasi ini menentukan orientasinya. Sejalan dengan bertambahnya partai politik yang berorientasi pada perebutan posisi di pemerintahan, semakin besar kontak yang dibuat organisasi masyarakat dengan "negara" melalui partai politik tersebut. Sering kali kontak semacam itu tidak ada hubungannya dengan arah kebijakan tertentu dan lebih merupakan perebutan sumber negara, tetaplah-dan memang karena itu-siapa yang menduduki posisi penting dirasa sangat penting. Saya menggarisbawahi kata "dirasa" karena apa yang sesungguhnya bisa diperoleh masih sangat tidak pasti, mengingat tingginya tingkat kompetensi di dalam kelompok sendiri. Kontak dengan partai politik menjadi semakin penting di tengah ketidakpastian sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat sekarang. Oganisasi inilah yang kemudian menjadi lahan bagi kampanye calon presiden (capres) dari partai-partai tertentu. Para tim kampanye tinggal memberikan arahan umum pada organisasi ini. Unjuk eksistensi di wilayah publik adalah tujuan pokok, baik di mata kelompok lain maupun menegaskan kedekatan hubungan dengan tokoh tertentu. Momen politik seperti sekarang memperkuat kecenderungan model patronase dalam penyelenggaraan kehidupan publik.Model lain yang mirip dan muncul dalam momen politik saat ini adalah pembentukan forum dukungan terhadap calon tertentu atas inisiatif kelompok masyarakat, seperti di kalangan pelaku bisnis, profesi, dan pelaku di sektor informal. Meskipun mungkin saja ditemui orang Partai di dalamnya, elemen kepartaian di sini lebih lemah. kelompok masyarakat lebih banyak terdorong oleh antusiasmenya kepada calon tertentu dan peristiwa politik yang dirasa istimewa ini. Dalam kelompok semacam ini, suasana lebih banyak elemen paguyubannya. Momen politik pemilihan presiden dapat berfungsi memperkuat hubungan sosial di antara anggota. Kelompok semacam ini biasanya tidak membuat klaim atas dana publik. Bahkan, mereka ada dengan cara menggunakan sumber yang dimiliki sendiri. Tetapi, momen politik pemilihan presiden juga dijadikan alat penguatan posisi dalam situasi persaingan internal organisasi. Beberapa organisasi telah digunakan oleh individu di dalamnya untuk mengecam dan mengecilkan individu atau kelompok lain melalui pernyataan dukungan atau sebaliknya kepada capres/wapres. Atau, sekadar menonjolkan diri sendiri.Padahal, jika dilihat secara saksama, sesungguhnya tidak ada penyambungan ideologis maupun program antara organisasinya dengan pasangan calon presiden. Dengan menggunakan panggung pemilihan presiden, mereka menciptakan panggung lain. Lakon, tujuan, dan penontonnya sama sekali berbeda.Dari keseluruhan bentuk reaksi masyarakat terhadap momen politik ini, fenomena yang menonjol adalah suatu bentuk masyarakat yang longgar, tanpa visi dan kesetiaan yang pasti, apalagi komitmen sosial. Banyak yang bermuara pada perebutan posisi, status, dan materi. Inilah wajah utama organisasi sosial yang ada di Indonesia. Seperti panggung, kesulitan merumuskan program, apalagi metode yang jelas. Orang datang dan pergi dengan kepentingan mendapatkan sesuatu.Banyak organisasi sosial yang bermunculan saat ini bukan karena didorong memenuhi fungsi sosial tertentu. Mereka ada karena bisa ada, tanpa keharusan menjadi bertanggung jawab. Cermin dari negara yang institusinya kedodoran. Masih lumayan jika tidak merugikan, seperti kelompok paguyuban di atas, karena bisa berfungsi meningkatkan kedekatan hubungan sosial (meskipun belum meningkatkan kompetensi).
DALAM momen politik istimewa ini kita juga dapat melihat munculnya fungsi baru yang dijalankan kelompok tertentu, baik individual maupun lembaga. Pada masa ini kita sering mendengar mantapnya golongan bawah, khususnya diperkotaan, dalam menyebutkan pilihan kepada satu capres.Gejala ini tidak kita temukan pada masa kampanye pemilihan legislatif. Bagi golongan bawah, masalah partai adalah sesuatu yang terlalu rumit untuk dibicarakan. Sebaliknya, sekarang tiba-tiba muncul kelompok yang menjadi "mediator" perpolitikan nasional.Para "mediator" ini juga berasal dari golongan bawah yang tinggal dekat, tetapi lebih terdidik dan mempunyai kontak dengan masyarakat sadar politik, misalnya sopir taksi dan pegawai rendah. Jangan lupa, sekarang ini banyak lulusan perguruan tinggi yang menduduki pekerjaan "golongan bawah". Merekalah yang "menerjemahkan" pembicaraan yang ada dalam masyarakat politik atau pembahasan yang ada di media massa.Pentingnya penggambaran media massa dalam preferensi calon juga dapat dilihat pada pemilih pemula. Suatu penelitian yang dilakukan Andi Rahman dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia menunjukkan preferensi kepada seorang calon.Presentasinya kepada calon tersebut jauh lebih tinggi daripada hasil jajak pendapat yang dilakukan media massa. Ini menunjukkan bahwa pemilih pemula mempunyai preferensi yang independen dari orangtua mereka. Pertimbangan mereka dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh di media massa. Jika pun ada yang tidak membaca koran, kelompok perkawanan merupakan arena pertukaran informasi yang penting. Kegairahan sebagai pemain baru di arena politik tampaknya mendorong arena perkawanan menjadi arena diskusi "masalah politik".Bagaimanakah hasil dari dinamika ini setelah pemilihan berlalu? Kecuali terjadi perbaikan dalam kepemimpinan bangsa, tidak ada perubahan substansi pada kehidupan organisasi masyarakat. Pemilihan presiden juga kemungkinan tak menghasilkan konflik yang lebih dalam. Jika pun ada ketegangan, itu merupakan kelanjutan dari situasi mengambang tadi yang terus mendalam.Bagi sebagian besar kelompok, bukan hasil pemilihan yang paling penting. Bahkan, bagi kelompok yang calon favoritnya menang, belum tentu ada keuntungan yang jelas. Lebih riil adalah tantangan lokal mereka. Bentuk reaksi yang muncul bisa menghasilkan masyarakat yang jauh dari produktivitas.

 
FaceBlog © Copyright 2009 Knowledge and Writing For All | Blogger XML Coded And Designed by Abd Gafur