Kamis
Bila sekelompok orang bekerja sama diharapkan diantaranya muncul komunikasi yang sinergis. Untuk melihat kebutuhan komunikasi jenis ini kita harus melihat pada struktur dan iklim organisasi yang diinginkan atau yang ada.
Struktur Organisasi dan Organisasi Pembelajaran
Struktur desain yang ‘ideal’ menurut prinsip klasik adalah organisasi mekanistik atau birokratif. Kini kita sadari tidak ada satupun gagasan desain organisasi yang dapat berlaku untuk semua situasi.
ORGANISASI MEKANISTIK DAN ORGANIK
Mekanistik Organik
Hubungan hirarkis kaku * Kolaborasi (baik vertikal
maupun horizontal)
Tugas-tugas pasti * Tugas-tugas disesuaikan
Formalisasi tinggi * Formalisasi rendah
Saluran komunikasi formal * Komunikasi informal
Keputusan otoritas sentralisasi * Keputusan otoritas desentralisasi
Organisasi yang terbuka pada inovasi menuntut suatu iklim organisasi yang dikenal sebagai organisasi pembelajaran. Melalui pandangan orang lain dapat dilakukan kombinasi gambaran masalah dan cara-cara pemecahannya hingga terjadi sinergi dan inovasi. Cara pikir satu dimensi hanya mengikuti konteks, melalui suatu perspetif fungsional-teknis yang sempit, seringkali menghindari resiko, -takut membuat keputusan- karena konsekuensi yang berat dari kesalahan, dan cenderung menjiplak atasan atau pola-pola yang sudah ada untuk mencapai kemajuan.
Konsep pembelajaran demikian disebut Argyris dan Schon (1996) sebagai single loop learning sebagai lawan dari double loop learning, atau apa yang disebut Senge (1990) sebagai adaptive learning sebagai lawan dari generative learning. Paradigma pembelajaran yang sesuai seperti yang diinginkan oleh bentuk-bentuk pembelajaran double loop atau generative yaitu adanya masalah atau adanya kesenjangan disesuaikan dengan belajar cara-cara lain dalam mempersepsi dan berpikir tentang masalah yang dihadapi. Double loop learning hanya bisa berkembang dalam iklim organisasi creative cooperation atau kerjasama yang kreatif.
Iklim kerjasama
Schein maupun Kouzes dan Posner serta Steere (dalam Drucker, 1996) sama-sama berpendapat bahwa nilai kerjasama atau kolaboratif adalah penting. Dalam hal ini kita harus mampu meredefinisi kognitif arti individualisme dimana perilaku kolaboratif/ kerjasama dianggap lebih positif sedangkan perilaku bersaing dianggap lebih negatif. Menciptakan persaingan antara anggota kelompok bukanlah jalur menuju kinerja tinggi. Alfie Kohl, profesor universitas dan penulis dalam No Contest : The Case Against Competition (1986) menjelaskan sebagai berikut : “Cara paling sederhana untuk memahami mengapa persaingan umumnya tidak mempromosikan keunggulan adalah dengan menyadari bahwa berupaya mengerjakan dengan baik dan berusaha menjatuhkan orang lain merupakan dua hal yang berbeda” (dalam Drucker, 1996).
Sinergi : Prinsip Creative Cooperation
Menurut Covey (1989, 1992) sinergi berarti keseluruhan adalah lebih besar/baik daripada bagian-bagiannya. Relasi yang dimiliki bagian satu dengan bagian lainnya adalah bagian yang paling dapat melakukan pemberdayaan dan penyatuan.
Tidak banyak orang yang melakukan sinergi dalam kehidupannya karena sebagian besar mengembangkan komunikasi yang defensif, membentengi diri. Esensi dari sinergi adalah perbedaan-perbedaan nilai yang dimiliki harus dihormati, hingga dapat membangun kekuatan dan mengkompensasi kelemahan. Cara mencapai sinergi adalah melalui proses kreatif, yang kadang tidak ketahui bagaimana hasil akhirnya..
Komunikasi Sinergis
Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hati kita pada kemungkinan-kemungkinan baru. Hampir semua penemuan kreatif awalnya tidak dapat diramalkan, dan orang tidak selalu toleran terhadap ambiguitas, hingga rasanya tidak menyenangkan untuk terlibat pada usaha kreatif.
Waktu yang tersita untuk membentuk tim, letupan-letupan emosi, merupakan usaha yang tidak sia-sia untuk mendapatkan kelompok yang dapat bekerjasama dengan baik. Rasa percaya dan hormat diantara anggota bisa menjadi sangat tinggi hingga jika terjadi hal yang tidak disetujui, akan ada usaha yang baik untuk saling memahami
Rasa percaya yang tinggi mengarah pada kerjasama dan komunikasi.
§ Komunikasi pada level terendah muncul dari situasi dengan rasa kepercayaan yang rendah dicirikan dengan pembicaraan defensif, membentengi diri dan mengacu pada aturan-aturan. Bentuk komunikasi win/lose dan lose/win
§ Komunikasi level menengah adalah komunikasi yang dipenuhi rasa hormat – komunikasi diantara orang-orang yang cukup matang. Bentuk komunikasi kompromistis
§ Komunikasi level tertinggi adalah komunikasi sinergis atau komunikasi win/win. Komunikasi sinergis dicapai untuk mengembangkan proses kreatif, termasuk mencapai solusi terbaik. Jika sinergi tidak tercapai, paling tidak usaha akan menghasilkan hasil kompromi.
Mencari Alternatif ke Tiga
Jika menemui dua alternatif / perbedaan pendapat yaitu pendapat saya dan pendapat yang “salah” maka dapat dicari jalan tengah yang saling menghargai. Jalan tengah bisa saja bukan sekedar kompromi, tapi adanya alternatif ketiga, seperti puncak sebuah segitiga. Alternatif ketiga ini biasanya lebih baik bagi semua pihak dibandingkan alternatif asalnya.
Partisipan mengumpulkan semua keinginannya, bekerjasama pada pihak yang sama untuk mencari alternatif ketiga yang mempertemukan kebutuhan semua anggota.
Ini berarti bukan suatu transaksi tapi sebuah transformasi berupa relasi yang lebih baik. Setiap partisipan memperoleh apa yang diinginkannya, dan dalam prosesnya membangun sebuah relasi.
Sinergi Negatif
Pendekatan win/lose menghasilkan sinergi negatif. Seperti halnya mengendari mobil dengan satu kaki menginjak rem yang lain menginjak gas. Bukannya mengangkat kaki dari rem, malah menancap gas. Posisi mereka diperkuat dengan memberi tekanan, yang akhirnya justru semakin menambah penolakan partisipan lain.
Masalahnya adalah orang yang sangat dependen berusaha untuk mencapai sukses pada sebuah realitas interdependen. Mereka mungkin menggunakan teknik win/win tapi pada kenyataannya mereka ingin memanipulasi. Orang-orang ini berusaha membentuk orang lain untuk sesuai dengan cara pikir mereka. Banyak yang tidak memahami bahwa kekuatan sebuah relasi asalnya datang dari adanya pandangan alternatif.
Kunci sinergi interpersonal adalah sinergi intrapersonal. Sinergi yang ada dalam masing-masing pribadi akan membantu mencapai sinergi dengan orang lain. Oleh karena itu Covey menguraikan 3 habit terdahulu yang sifatnya memperoleh kematangan pribadi.
Menghargai Perbedaan
Esensi sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan psikologis yang ada diantara orang-orang. Bahwa masing-masing orang memiliki cara pandang yang berbeda tentang dunia ini.
Kita harus memiliki kerendahan hati untuk menyadari keterbatasan diri dan menghargai sumber-sumber yang kaya yang ada pada interaksi bersama pikiran dan perasaan manusia lainnya.
Bahwa dua orang bisa berbeda pendapat bahkan pendapat tersebut sama-sama benar letaknya bukan pada logika tapi pada psikologis. Kita melihat pada sesuatu yang sama tapi mengintepretasikannya secara berbeda akibat pembelajaran kita dimasa lalu. Hanya dengan menerima perbedaan dan memahami hidup bukanlah hitam putih, bahwa akan selalu ada alternatif ketiga, maka kita tidak akan pernah transeden dari keterbatasan pembelajaran kita di masa lalu.
Jika dua orang memiliki opini yang sama, maka salah satu opini sudah tidak berarti. Jika dua orang memiliki perbedaan persepsi maka yang dapat dilakukan adalah meminta orang tersebut membantu kita melihat pada cara pandangnya. Dengan cara itu, terjadi peningkatan kesadaran pada diri kita sendiri dan juga menghargai teman bicara kita. Saya menciptakan suatu sinergi. Jangan lupa bahwa dalam komunikasi selain melibatkan argumen logis maka kita perlu juga menyampaikan perasaan dan karakter pribadi kita pada yang lain. Sebagai tambahan dengan menggunakan logika belahan otak kiri dan emosi pada belahan otak kanan kita akan mengembangkan sinergi psikis yang sesuai dengan realitas, yaitu yang sifatnya logis dan emosional.
Conclusion
You don't have to take insults personally.
You can sidestep negative energy.
You can look for the good in others.
You can express ideas, feelings, and experiences in a way that will encourage others to be open also.
Struktur Organisasi dan Organisasi Pembelajaran
Struktur desain yang ‘ideal’ menurut prinsip klasik adalah organisasi mekanistik atau birokratif. Kini kita sadari tidak ada satupun gagasan desain organisasi yang dapat berlaku untuk semua situasi.
ORGANISASI MEKANISTIK DAN ORGANIK
Mekanistik Organik
Hubungan hirarkis kaku * Kolaborasi (baik vertikal
maupun horizontal)
Tugas-tugas pasti * Tugas-tugas disesuaikan
Formalisasi tinggi * Formalisasi rendah
Saluran komunikasi formal * Komunikasi informal
Keputusan otoritas sentralisasi * Keputusan otoritas desentralisasi
Organisasi yang terbuka pada inovasi menuntut suatu iklim organisasi yang dikenal sebagai organisasi pembelajaran. Melalui pandangan orang lain dapat dilakukan kombinasi gambaran masalah dan cara-cara pemecahannya hingga terjadi sinergi dan inovasi. Cara pikir satu dimensi hanya mengikuti konteks, melalui suatu perspetif fungsional-teknis yang sempit, seringkali menghindari resiko, -takut membuat keputusan- karena konsekuensi yang berat dari kesalahan, dan cenderung menjiplak atasan atau pola-pola yang sudah ada untuk mencapai kemajuan.
Konsep pembelajaran demikian disebut Argyris dan Schon (1996) sebagai single loop learning sebagai lawan dari double loop learning, atau apa yang disebut Senge (1990) sebagai adaptive learning sebagai lawan dari generative learning. Paradigma pembelajaran yang sesuai seperti yang diinginkan oleh bentuk-bentuk pembelajaran double loop atau generative yaitu adanya masalah atau adanya kesenjangan disesuaikan dengan belajar cara-cara lain dalam mempersepsi dan berpikir tentang masalah yang dihadapi. Double loop learning hanya bisa berkembang dalam iklim organisasi creative cooperation atau kerjasama yang kreatif.
Iklim kerjasama
Schein maupun Kouzes dan Posner serta Steere (dalam Drucker, 1996) sama-sama berpendapat bahwa nilai kerjasama atau kolaboratif adalah penting. Dalam hal ini kita harus mampu meredefinisi kognitif arti individualisme dimana perilaku kolaboratif/ kerjasama dianggap lebih positif sedangkan perilaku bersaing dianggap lebih negatif. Menciptakan persaingan antara anggota kelompok bukanlah jalur menuju kinerja tinggi. Alfie Kohl, profesor universitas dan penulis dalam No Contest : The Case Against Competition (1986) menjelaskan sebagai berikut : “Cara paling sederhana untuk memahami mengapa persaingan umumnya tidak mempromosikan keunggulan adalah dengan menyadari bahwa berupaya mengerjakan dengan baik dan berusaha menjatuhkan orang lain merupakan dua hal yang berbeda” (dalam Drucker, 1996).
Sinergi : Prinsip Creative Cooperation
Menurut Covey (1989, 1992) sinergi berarti keseluruhan adalah lebih besar/baik daripada bagian-bagiannya. Relasi yang dimiliki bagian satu dengan bagian lainnya adalah bagian yang paling dapat melakukan pemberdayaan dan penyatuan.
Tidak banyak orang yang melakukan sinergi dalam kehidupannya karena sebagian besar mengembangkan komunikasi yang defensif, membentengi diri. Esensi dari sinergi adalah perbedaan-perbedaan nilai yang dimiliki harus dihormati, hingga dapat membangun kekuatan dan mengkompensasi kelemahan. Cara mencapai sinergi adalah melalui proses kreatif, yang kadang tidak ketahui bagaimana hasil akhirnya..
Komunikasi Sinergis
Komunikasi sinergis adalah membuka pikiran dan hati kita pada kemungkinan-kemungkinan baru. Hampir semua penemuan kreatif awalnya tidak dapat diramalkan, dan orang tidak selalu toleran terhadap ambiguitas, hingga rasanya tidak menyenangkan untuk terlibat pada usaha kreatif.
Waktu yang tersita untuk membentuk tim, letupan-letupan emosi, merupakan usaha yang tidak sia-sia untuk mendapatkan kelompok yang dapat bekerjasama dengan baik. Rasa percaya dan hormat diantara anggota bisa menjadi sangat tinggi hingga jika terjadi hal yang tidak disetujui, akan ada usaha yang baik untuk saling memahami
Rasa percaya yang tinggi mengarah pada kerjasama dan komunikasi.
§ Komunikasi pada level terendah muncul dari situasi dengan rasa kepercayaan yang rendah dicirikan dengan pembicaraan defensif, membentengi diri dan mengacu pada aturan-aturan. Bentuk komunikasi win/lose dan lose/win
§ Komunikasi level menengah adalah komunikasi yang dipenuhi rasa hormat – komunikasi diantara orang-orang yang cukup matang. Bentuk komunikasi kompromistis
§ Komunikasi level tertinggi adalah komunikasi sinergis atau komunikasi win/win. Komunikasi sinergis dicapai untuk mengembangkan proses kreatif, termasuk mencapai solusi terbaik. Jika sinergi tidak tercapai, paling tidak usaha akan menghasilkan hasil kompromi.
Mencari Alternatif ke Tiga
Jika menemui dua alternatif / perbedaan pendapat yaitu pendapat saya dan pendapat yang “salah” maka dapat dicari jalan tengah yang saling menghargai. Jalan tengah bisa saja bukan sekedar kompromi, tapi adanya alternatif ketiga, seperti puncak sebuah segitiga. Alternatif ketiga ini biasanya lebih baik bagi semua pihak dibandingkan alternatif asalnya.
Partisipan mengumpulkan semua keinginannya, bekerjasama pada pihak yang sama untuk mencari alternatif ketiga yang mempertemukan kebutuhan semua anggota.
Ini berarti bukan suatu transaksi tapi sebuah transformasi berupa relasi yang lebih baik. Setiap partisipan memperoleh apa yang diinginkannya, dan dalam prosesnya membangun sebuah relasi.
Sinergi Negatif
Pendekatan win/lose menghasilkan sinergi negatif. Seperti halnya mengendari mobil dengan satu kaki menginjak rem yang lain menginjak gas. Bukannya mengangkat kaki dari rem, malah menancap gas. Posisi mereka diperkuat dengan memberi tekanan, yang akhirnya justru semakin menambah penolakan partisipan lain.
Masalahnya adalah orang yang sangat dependen berusaha untuk mencapai sukses pada sebuah realitas interdependen. Mereka mungkin menggunakan teknik win/win tapi pada kenyataannya mereka ingin memanipulasi. Orang-orang ini berusaha membentuk orang lain untuk sesuai dengan cara pikir mereka. Banyak yang tidak memahami bahwa kekuatan sebuah relasi asalnya datang dari adanya pandangan alternatif.
Kunci sinergi interpersonal adalah sinergi intrapersonal. Sinergi yang ada dalam masing-masing pribadi akan membantu mencapai sinergi dengan orang lain. Oleh karena itu Covey menguraikan 3 habit terdahulu yang sifatnya memperoleh kematangan pribadi.
Menghargai Perbedaan
Esensi sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan psikologis yang ada diantara orang-orang. Bahwa masing-masing orang memiliki cara pandang yang berbeda tentang dunia ini.
Kita harus memiliki kerendahan hati untuk menyadari keterbatasan diri dan menghargai sumber-sumber yang kaya yang ada pada interaksi bersama pikiran dan perasaan manusia lainnya.
Bahwa dua orang bisa berbeda pendapat bahkan pendapat tersebut sama-sama benar letaknya bukan pada logika tapi pada psikologis. Kita melihat pada sesuatu yang sama tapi mengintepretasikannya secara berbeda akibat pembelajaran kita dimasa lalu. Hanya dengan menerima perbedaan dan memahami hidup bukanlah hitam putih, bahwa akan selalu ada alternatif ketiga, maka kita tidak akan pernah transeden dari keterbatasan pembelajaran kita di masa lalu.
Jika dua orang memiliki opini yang sama, maka salah satu opini sudah tidak berarti. Jika dua orang memiliki perbedaan persepsi maka yang dapat dilakukan adalah meminta orang tersebut membantu kita melihat pada cara pandangnya. Dengan cara itu, terjadi peningkatan kesadaran pada diri kita sendiri dan juga menghargai teman bicara kita. Saya menciptakan suatu sinergi. Jangan lupa bahwa dalam komunikasi selain melibatkan argumen logis maka kita perlu juga menyampaikan perasaan dan karakter pribadi kita pada yang lain. Sebagai tambahan dengan menggunakan logika belahan otak kiri dan emosi pada belahan otak kanan kita akan mengembangkan sinergi psikis yang sesuai dengan realitas, yaitu yang sifatnya logis dan emosional.
Conclusion
You don't have to take insults personally.
You can sidestep negative energy.
You can look for the good in others.
You can express ideas, feelings, and experiences in a way that will encourage others to be open also.
0 Comments:
Post a Comment