Minggu
FILSAFAT ISLAM DAN PENDAPAT PARA FILOSOF
- Filsafat Islam
Filsafat Islam bukanlah filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada beberapa nama Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam filsafat Islam tentu seluruhnya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih mencari Tuhan, dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan.'
Sejak awal perkembangannya, Filsafat Islam mencoba memberikan catatan dan kritik terhadap Filsafat Yunani. Bagi Filsafat Islam, pengetahuan dapat menyesatkan bila hanya bertumpu pada esensi. Filsafat Barat, sekian lama saat setelah dilahirkan, baru menyadari bahwa esensialisme menyebabkan manusia terpasung oleh pengetahuan.
Ketika filsafat muncul dalam kehidupan Islam, kemudian berkembang sehingga banyak dibicarakan oleh orang-orang Arab, tampillah beberapa filosof seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibn Sina dan lain-lain, kaum sejarawan banyak menulis berbagai buku tentang kehidupan, pendapat serta pemikiran mereka. Para penulis buku itu menyebut mereka “kaum filosof Islam”, ada pula yang menamakan “para filosof beragama Islam”, kadang-kadang disebut juga dengan ungkapan “para hikmah Islam” (Falasifatul-Islam, atau Al-falasifatul Islamiyyin atau Hukuma’ul-Islam), mengikuti sebutan yang diberikan Syahrastani, Al-Qithi’, Al-Baihaqi dan lain-lain.
- Sejarah Filsafat Islam
Ketika datang ke Timur Tengah pada abad IV SM. Aleksander Yang Agung membawa bukan hanya kaum militer tetapi juga kaum sipil. Tujuannya bukanlah hanya meluaskan daerah kekuasaannya ke luar Masedonia, tapi juga menanamkan kebudayaan Yunani di daerah-daerah yang dimasukinya. Untuk itu ia adakan pembauran antara orang-orang Yunani yang dibawanya, dengan penduduk setempat. Dengan jalan demikian berkembanglah falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani di Timur Tengah, dan timbullah pusat-pusat peradaban Yunani seperti lskandariah (dari nama Aleksander) di Mesir, Antakia di Suria, Selopsia serta Jundisyapur di Irak dan Baktra (sekarang Balkh) di lran.
Ketika para Sahabat Nabi Muhammad menyampaikan dakwah Islam ke daerah-daerah tersebut terjadi peperangan antara kekuatan Islam dan kekuatan Kerajaan Bizantium di Mesir , Suria serta Irak, dan kekuatan Kerajaan Persia di Iran. Daerah-daerah ini, dengan menangnya kekuatan Islam dalam peperangan tersebut, jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Tetapi penduduknya, sesuai dengan ajaran al-Qur'an, bahwa tidak ada paksaan dalam agama dan bahwa kewajiban orang Islam han'ya menyampaikan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi, tidak dipaksa para sahabat untuk masuk Islam. Mereka tetap memeluk agama mereka semula terutama yang menganut agama Nasrani dan Yahudi.
Dari warga negara non Islam ini timbul satu golongan yang tidak senang dengan kekuasaan Islam dan oleh karena itu ingin memajuhkan Islam. Mereka pun menyerang agama Islam dengan memajukan argumen-argumen berdasarkan falsafat yang mereka peroleh dari Yunani. Dari pihak umat Islam timbul satu golongan yang melihat bahwa serangan itu tidak dapat ditangkis kecuali dengan memakai argumen-argumen filosofis pula. Untuk itu mereka pelajari falsafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Kedudukan akal yang tinggi dalam pemikiran Yunani mereka jumpai sejalan dengan kedudukan akal yang tinggi dalam al-Qur'an dan Sunnah Nabi.
- Perkembangan Filsafat Islam
filsafat Islam mewakili salah satu tradisi filsafat yang terpenting di dunia, ia baru saja mendapat perhatian di Dunia non-Islam. Teks penting ini menyuguhkan pengantar yang ringkas dan mudah dicerna kepada gerakan-gerakan besar, para pemikir dan berbagai konsep pada tradisi tersebut, sejak masa kelahiran Islam hingga sekarang.Semenjak tumbuhnya Islam sebagai gerakan keagamaan dan politik, para pemikir Muslim telah berupaya memahamai pelbagai aspek teoretis keimanan mereka dengan menggunakan konsep-konsep filosofis. Leaman memetakan sejarah ini dan memperlihatkan bahwa sekalipun perkembangan filsafat Islam berjalin-berkelindan dengan Islam itu sendiri, bentuk luarnya pada dasarnya tidak hanya berkaitan dengan agama dan gagasan serta argumen utamanya memiliki makna filosofis umum.Pengarang menggambarkan pentingnya pemikiran Islam dalam filsafat melalui penerapan contoh-contoh modern. Dia memaparkan dan mempertentangkan tiga gerakan utama dalam filsafat Islam --Peripatetik, Sufi dan Iluminasionis -- dan menelaah tradisi Persia dan Arab.
Filsafat islam telah memasuki usia 1200 tahun. Dinamika islam dimulai dengan gerakan penerjemahan karya-karya yunani. Pada abad ketiga, ummat islam memasuki era penulisan dan penelitian, contohnya: Ya’qub bin Ishak Al-kindi (wafat 260) tercatat sebagai filosof muslim yang pertama mempersembahkan banyak karya dan tulisan, dalam filsafat islam dikenal oleh para filosof misalnya Al-farabi, dia adalh orang yang etlah menulis buku kecil yang sangat terkenal yang berjudul Al-Jam’u Baina Ra’yai Al-Hakimain (kompilasi pendapat dua filosof). Dalam buku ini, Al-Farabi menjelaskan pokok-pokok perbedaan pendapat antar plato dan aristoteles.
0 Comments:
Post a Comment