Sabtu
Setiap manusia berspekulasi menciptakan kebutuhan baru untuk manusia menyerahkan pengorbanan baru, untuk menempatkan manusia dalam sebuah ketergantungan baru, dan untuk memikat manusia kedalam jenis kesenangan baru.
Karl Marx berpendapat mari kita mengasumsikan manusia menjadi manusia dan hubungannya dengan dunia menjadi hubungan yang manusiawi. Kemudian cinta hanya dapat ditukar dengan cinta, kepercayaan dengan kepercayaan, dan sebagainya. Jika anda ingin mempengaruhi orang lain, anda harus menjadi orang benar-benar memiliki pengaruh yang menstimulir dan bersemangat kepada orang lain, begitu juga dengan menjadi anggota legislative sebelum anda menjadi anggota legislative anda memang harus tahu bagaimana tupoksi anggota legislative untuk membuat peraturan serta menciptakan good governance.
Legislatif merupakan bentuk perwakilan yang bisa mengakomodasi dan mungkin akan memperjuangkan hak ataupun kebutuhan setiap warga. Legislatif juga mempunyai peran penting dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang nantinya diharapkan bisa menguntukan masyarakt itu sendiri. Legislative merupakan bentuk perwujudan perwakilan Civil Society atau masyarakat sipil. Yang ada didalam legislative pun adalah perwakilan masyarakat yang dipercaya ataupun dipilih oleh masyarakat.
Siapa yang tidak mau bila disodorkan menjadi anggota legislative atau perwakilan rakyat. Walaupun priode masa jabatan hanya lima tahunan, Jabatan yang strategis ini memberikan banyak peluang, mulai dari peluang mendapatkan materi yang berlimpah ataupun berpeluang berhadapan dengan masalah korupsi yang sekarang menjadi trend baru untuk anggota legislative, untuk saat ini (2008).
Setelah ditetapkan ada 38 partai politik yang akan berlaga merebut hati masyarakt sipil dalam pemilihan umum 2009, bakal calon anggota legislative pun juga mulai ikut marak dan ikut mensosialisasikan dirinya. Berbagai cara mulai dilakukan, mulai dari menyabarkan kartu nama, stiker sampai dengan baliho yang memakan biaya yang cukup banyak, stiker ataupun baliho yang dipasang juga bermacam-macam, mulai dari warung kopi sampai warung-warung kecil yang kemungkinan calon legislative ini bisa dilihat orang lain agar menambah kepopulerannya layaknya seorang artis demi tercapainya menuju kursi legislative.
Biaya menjadi Anggota Legislatif
Untuk mencapai kursi legislative membutuhkan banyak pengorbanan, mulai dari nonmateri sampai inmaterial. Harus diakui bahwa untuk mencapai jabatan yang paling bagus tersebut biayanya cukup mahal. Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mencetak kartu nama, striker, baju kaos ataupun baliho??
Di Amerika, siapa yang tidak kenal dengan Hillary Clinton, istri dari mantan Presiden Amerika serikat Bill Clinton. Gara-gara menjadi calon presiden dari partai demokrat harus terlilit hutang yang jumlahnya cukup besar, bayangkan padahal cuma jadi calon presiden dari partai democrat yang bersaing dengan Barrack Obama. Di indonesia sendiri tepatnya di ponorogo, calon walikota mengeluarkan model baru fasion terbaru dengan hanya memakai CD alias celana dalam dan keliling kampung cuma gara-gara tidak menang dalam pemilihan Bupati. Apakah kita pernah berfikir, apakah orang-orang yang mewakili kita di legislatif sana memiliki kemampuan atau kapabilitas layaknya pengetahuan yang mewakili banyak orang.
Ternyata kursi legislative juga menggoyang iman public figure di Indonesia, mulai bermunculan calon-calon anggota legislative yang berasal dari artis. Yang kita ketahui bahwa artis ini pasti memiliki kemampuan materi ataupun modal yang cukup layak, tapi bagaimana dengan kapabilitasya?? Artis menjadi calon Legislatif muncul setelah terpilihnya beberapa orang dari mereka menjadi Wakil Bupati ataupun gubernur, sebut saja Rano karno serta Dede Yusuf yang menjadi Wakil Gubernur.
Menurut, Dr. Efendi Ghazali, ada fase-fase pemilihan, yakni fase pertama adalah dimana polikus ataupun pemerintahan dipercaya oleh masyarakat kemudian fase selanjutnya fase dimana polikus ataupun pemerintah tidak dipercaya dan public figure dipercaya oleh masyarakat dan selanjutnya fase dimana public figure sudah agak kurang kepercayaannya dan kembali lagi percaya pemerintah dan politikus, begitu selanjutnya. Dan mungkin pada zaman ini fase tesebut dimana public figure dipercaya oleh masyarakat.
Betul sekali kalau menuju legislative mahal harganya, untuk nominal atapun biaya yang dikeluarkan bisa diatasi oleh seorang public figure, bagaimana dengan kapabilitasnya? Bagaimana pula dengan orang yang tidak memiliki uang yang tidak banyak kemudian dia memiliki kapabilitas?. Kapabiliatas calon anggota legislative bukan hanya mengandalkan polulernya tapi juga kapabilitasnya menjalankan tupoksinya.
Bagaimana dengan anggota parpol yang sudah sekian lama kemudian tidak bisa mewakili parpolnya di kursi legislative hanya karena modal yang kurang, tiba-tiba muncul public figure ataupun orang yang memiliki modal yang cukup besar kemudian mencadi caleg yang melengser orang ataupun pengurus lama yang kurang memiliki modal tersebut.
Segala sesuatu memang butuh uang, termasuk juga menjadi anggota legislative, apakah kita bisa menekan ataupun cost yang dikeluarkan cuma sedikit?? Kita lihat Pilkada di Jawa Timur, ternyata ada Parpol besar yang mau mengakomodir anggotanya dan menanggung semua biaya yang diperlukan Pilkada Gubernur Jatim yang belum lama dilakukan, hasilnya adalah calon diusulkan bisa menang telak mengungguli calon lainnya yang mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Semstinya memang harus seperti itu, termasuk jugadalam pemilihan caleg, karena kasihan juga kalau ada orang yang memiliki kemampuan ataupun kapabilitas menjalankan tupoksinya sebagai anggota legislative.
0 Comments:
Post a Comment